Katsuko Saruhashi, Sang Ilmuwan yang Gemar 'Bermain' dengan Laut

Katsuko Saruhashi menjadi wanita pertama yang memenangkan banyak penghargaan ilmiah di Jepang, ia juga bermimpi agar lebih banyak lagi wanita yang aktif di bidang sains.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Mar 2018, 09:30 WIB
Google Doodle Katsuko Haruhashi. (Foto: Google)

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini Google Doodle kembali merayakan prestasi seorang wanita bernama Katsuko Saruhashi. Ia merupakan ahli Geokimia asal Jepang.

Wanita tersebut muncul dengan memakai kacamata besar, dan berdiri dengan latar ombak di belakangnya yang membentuk tulisan "Google".

Lalu, apa hubungan ahli geokimia dengan lautan? Yang jelas, Katsuko Saruhashi bukanlah Menteri Kelautan dan Perikanan asal Jepang. Ia adalah wanita yang membantu meneliti efek tes nuklir di lautan. Karenanya, Google memberikan apresiasi lewat doodle terbaru ini.

Hal itu dilakukan setelah Amerika Serikat (AS) melaksanakan uji nuklir pada 1954 di area Kepulauan Marshall, dan ternyata ledakannya lebih kuat dari perkiraan.

Akibatnya, kapal pemancing ikan asal Jepang yang sedang beroperasi di area tersebut terkena luruhan (debu-debu) nuklir, dan terkena penyakit hepatitis.

Saruhashi akhirnya yang meneliti kasus ini, ia juga meneliti hujan asam dan efek-efeknya.

Berbagai prestasi di bidang Geokimia ditoreh oleh Saruhashi, mulai dari Doktor bidang kimia pertama di Universitas Tokyo, serta menjadi wanita pertama yang memenangkan penghargaan ilmiah bergengsi di Jepang.

Saruhashi bermimpi agar suatu hari nanti, pria dan wanita dapat sejajar di bidang Sains dan Teknologi.

2 dari 3 halaman

Berawal dari Melamun saat Hujan

Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Saat sekolah dasar, Katsuko Saruhashi suka melamun dan bahkan mengabaikan pelajaran.

Mungkin karena bosan dan tak fokus, ia mengalihkan konsentrasinya ke hal-hal lain. Seringkali, fokus Katsuko Saruhashi tertuju pada jendela kelas yang ada di dekatnya. Ia juga sering memandangi hujan yang turun dari luar jendela.

3 dari 3 halaman

Lulusan Universitas Tokyo

Pohon pinus yang tertutup salju tebal di dekat Istana Kekaisaran di Tokyo (23/1). Hujan salju membuat keberangkatan penerbangan dan melumpuhkan beberapa layanan kereta api di kota tersebut. (AFP Photo/Toshifumi Kitamura)

Dari situlah ia bertanya-tanya, mengapa hujan bisa turun ke Bumi? Dari situlah, Katsuko Saruhashi tertarik dengann ilmu sains.

Ia pun menjadi ilmuwan Geokimia terbaik lulusan Universitas Tokyo dengan gelar Doktor Bidang Kimia dari Universitas Tokyo pada 1957.

Katsuko Saruhashi bahkan juga menjadi ilmuwan pertama yang secara akurat mengukur konsentrasi asam karbonat dari air, berdasarkan suhu, tingkat pH, dan klorinitas.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya