Usai Juara Turnamen Jenesys, Timnas Indonesia U-16 Masih Punya PR

Timnas Indonesia U-16 tetap menggelar evaluasi kendati menjadi juara Turnamen Jenesys.

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 14 Mar 2018, 19:10 WIB
Timnas Undonesia U-16 Juara Turnamen Jenesys, Jepang. (Bola.com/Dody Iryawan)

Liputan6.com, Tokyo - Pekerjaan rumah (PR) telah menanti Timnas Indonesia U-16 setelah pulang dari Jepang. Di Negeri Sakura tersebut, tim berjuluk Garuda Asia itu berhasil menggondol trofi turnamen Jenesys 2018.

Kendati berhasil menjadi juara, Timnas Indonesia U-16 tetap menggelar evaluasi. Pelatih Fakhri Husaini memiliki beberapa catatan yang harus dibenahi anak-anak asuhannya.

Fakhri mengantongi dua kelemahan Timnas Indonesia U-16 di turnamen Jenesys. Rendy Juliansyah dan kawan-kawan masih harus memperbaiki aspek kekuatan fisik dan stamina.

Menurut Fakhri, kelemahan ini terlihat sekali saat Garuda Asia berhadapan dengan Jepang di babak semifinal. Untungnya pada partai itu, Timnas U-16 berhasil mempermalukan tuan rumah 1-0 untuk melaju ke babak final.

"Anak-anak masih lemah, hal ini terlihat terutama saat lawan Jepang," ucap Fakhri dinukil dari laman PSSI.

2 dari 3 halaman

Aspek Lainnya

Timnas Indonesia U-16 meraih gelar juara turnamen Jenesys di Jepang. Di babak final, Timnas Indonesia U-16 mengalahkan Vietnam U-16 dengan skor 1-0, Senin (12/3/2018) di Kirishima Yamazakura Miyazaki Prefectural Comprehensive Sports Park. (Dok: PSSI)

Aspek lainnya yang perlu ditingkatkan yakni Athletic Ability. Selain itu, finishing touch oleh para bomber Timnas Indonesia U-16 juga harus diperbaiki. 

Beberapa aspek di atas menjadi pekerjaan yang harus diselesaikan Fakhri sebelum Garuda Asia bertanding di Piala AFF U-15 2018. Perhelatan itu bakal bergulir di Indonesia pada 2-14 Juli 2018.

"Pemain melakukan hal positif. Di luar catatan evaluasi yang sudah saya sebutkan di atas," ujar pelatih berusia 52 tahun itu.

3 dari 3 halaman

Hal Positif

Tidak hanya kelemahan, beberapa aspek menurut Fakhri mengalami peningkatan. Garuda Asia dianggapnya memiliki kedisiplinan yang luar biasa.

"Untuk aerobic endurance dan kecepatan baik sekali. Koordinasi lini belakang dengan penjaga gawang sudah banyak kemajuan. Empat gol (seharusnya lima, jika gol kedua saat melawan Jepang tidak dianggap offside) berasal dari set piece. Mental bertanding, disiplin, kerja sama tim, keberanian, koordinasi, dan komunikasi juga bagus," tutur Fakhri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya