Ilmuwan Akan Menguak Misteri Dunia Bawah Laut di Antartika

Sekelompok ilmuwan akan mengeksplorasi sebuah dunia bawah laut yang hilang dan tak terjamah di Antartika, yang diperkirakan berusia 120 ribu tahun.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 14 Feb 2018, 23:31 WIB
Pandangan udara kondisi pegunungan es di Semenanjung Antartika (3/11). Berbagai riset mengatakan fenomena ini disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti emisi dari gas rumah kaca. (Mario Tama/Getty Images/AFP)

Liputan6.com, Antartika - Sekelompok ilmuwan akan mengeksplorasi sebuah dunia bawah laut yang hilang dan tak terjamah di Antartika, yang diperkirakan berusia 120 ribu tahun.

Sebuah tim ekspedisi dan peneliti, yang dipimpin oleh British Antartic Survey, menuju Antartika pekan ini untuk menyelidiki ekosistem laut misterius yang telah tersembunyi di bawah lapisan es Antartika.

Ekosistem tersebut tiba-tiba terbongkar saat sebuah lapisan es raksasa bernama A-68 -- dengan massa total 1 triliun ton dan volume dua kali lipat Danau Erie -- terpisah dari Paparan Es Larsen C pada Juli 2017 lalu.

Para ilmuwan akan melakukan perjalanan dengan kapal untuk mengumpulkan sampel hewan dan tumbuhan dari dasar laut yang baru terungkap itu, yang meliputi area seluas 3.540 km persegi. Mereka akan berada di daerah itu sekitar tiga pekan untuk melakukan riset.

"Apa yang terjadi pada A-68 memberi kita kesempatan unik untuk mempelajari kehidupan laut dalam merespon perubahan lingkungan yang dramatis," kata pemimpin riset dan ekspedisi, Katrin Linse dari British Antartic Survey, seperti dikutip dari USA Today (14/2/2018).

"Sangat penting bagi kita sampai di sana dengan cepat sebelum lingkungan bawah laut berubah saat sinar matahari memasuki air dan spesies baru mulai berkoloni," katanya.

"Kami telah mengumpulkan tim dengan berbagai keterampilan ilmiah sehingga kami dapat mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dalam waktu singkat, ini sangat menarik," kata Linse mengomentari rencana eskplorasi dunia bawah laut di Antartika itu.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Mengeksplorasi Dunia yang Asing

Kondisi laut es yang mengapung di lepas pantai Antartika (3/11). Riset ini memantau kondisi Kutub Selatan dari laut es di Bellingshausen dan Weddell hingga gletser di Semenanjung Antartika dan sepanjang pantai Inggris. (Mario Tama/Getty Images/AFP)

Tim akan menyelidiki area yang sebelumnya tersembunyi di bawah Paparan Es Larsen C itu dengan mengumpulkan hewan dasar laut, mikroba, plankton, sedimen dan sampel air. Temuan mereka akan memberikan gambaran tentang apa yang hidup di bawah lapisan es itu, sehingga perubahan ekosistem bisa dilacak.

Mengeksplorasi dasar laut Antartika, bagi sejumlah ilmuwan, sama seperti kunjungan ke dunia alien -- mengingat lokasi tersebut belum pernah dijamah oleh manusia modern untuk kepentingan pengetahuan.

Sebuah kunjungan baru-baru ini yang dilakukan tim peneliti menggunakan kapal selam Greenpeace ke dasar lautan di Samudra Antartika mengungkapkan dunia bawah laut yang menakjubkan yang "dipenuhi kehidupan" di kawasan itu.

David Vaughan, direktur sains survei tersebut, mengatakan "Terpisahnya Es A-68 dari Paparan Es Larsen C menawarkan kesempatan baru dan belum pernah terjadi sebelumnya untuk membangun program penelitian ilmiah interdisipliner di wilayah sensitif iklim ini. Sekarang adalah waktunya untuk menjawab pertanyaan mendasar tentang keberlanjutan paparan kontinental kutub selatan di tengah fenomena perubahan iklim."

"Kami harus berani menghadapi ini," kata Vaughan. "Larsen C berada jauh di selatan dan rawan, tapi ini demi ilmu pengetahuan. Kami akan berupaya menempatkan tim di sana." 

3 dari 3 halaman

NASA Kuak Misteri Melelehnya Es di Bawah Antartika

Kondisi Es Biru di sepanjang punggung bukit Semenanjung Antartika (31/10). Operasi IceBridge yang dilakukan peneliti NASA berhasil menggambarkan kondisi es di Antartika lewat foto yang diambil dari pesawat Lockheed P-3 1966. (Mario Tama/Getty Images/AFP)

Ada sesuatu yang misterius dan panas mengintai di bawah permukaan es Antartika. Diduga, hal tersebutlah yang membuat melelehnya es di kawasan itu.

Namun, hal misterius tersebut akhirnya terkuak. Adalah NASA yang mengungkap bahwa sumber pemanasan aneh itu merupakan sebuah lapisan atau mantel bulu -- upwelling batuan panas yang tidak normal, yang terletak jauh di bawah permukaan Bumi.

Dikutip dari The Independent, Sabtu 11 November 2017, panas dari batuan itu menyebabkan permukaan es meleleh dan pecah, mengakibatkan terbentuknya sungai dan munculnya sejumlah gangguan lain di Antartika.

Sekitar 30 tahun yang lalu, seorang ilmuwan di University of Colorado Denver mengatakan bahwa kemungkinan ada lapisan bulu hangat di bawah wilayah yang dikenal dengan Marie Byrd Land.

Hipotesis tersebut membantu menjelaskan beberapa ciri aneh yang terlihat di atas es, seperti aktivitas vulkanik dan kubah.

Lapisan hangat itu berada di aliran sempit yang menaikkan batuan panas yang datang dari mantel Bumi, lalu menyebar di bawah kerak Bumi. Karena bahan itu sendiri panas dan terapung, terciptalah tonjolan di permukaan.

NASA menjelaskan, bagaimana beberapa tempat -- seperti Hawaii dan Yellowstone -- memiliki sejumlah besar aktivitas panas Bumi meskipun jauh dari tepi lempeng tektonik.

Akan tetapi, teori adanya lapisan hangat di bawah es sulit dipercaya.

"Awalnya, saya pikir teori ini gila," kata Helene Seroussi dari Jet Propulsion Laboratory NASA, yang memimpin studi ini.

"Saya tidak melihat bagaimana kita bisa memiliki jumlah panas sebanyak itu, sementara ada es di lapisan atasnya," lanjutnya.

Kini para ilmuwan telah menggunakan teknik terbaru untuk mendukung gagasan tersebut. Tim mengembangkan model numerik untuk melihat berapa panas bumi yang diperlukan untuk menjelaskan fenomena di Marie Byrd Land, termasuk kubah dan sungai bawah permukaan raksasa dan danau yang ada di dasar laut Antartika.

Mereka membandingkan model teoritis dengan data misi NASA di Antartika, untuk memastikan bahwa itu realistis. Hal tersebut membuat mereka percaya bahwa ada lapisan bulu hangat yang penuh dengan tekanan dan panas dalam jumlah besar di bawah permukaan.

Lapisan bulu hangat itu terbentuk 50 juta sampai 110 juta tahun yang lalu, jauh sebelum lapisan es menutup Antartika.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya