Pengusaha Lebih Pede Hadapi Ekonomi 2018

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2017 mencapai 5,07 persen.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Feb 2018, 13:30 WIB
Suasana deretan gedung bertingkat dan rumah pemukiman warga terlihat dari gedung bertingkat di kawasan Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) lebih optimistis menatap perekonomian tahun 2018. Kondisi ini berbeda dibanding tahun lalu.

Ketua Apindo Haryadi Sukamdani mengatakan, sejumlah indikator menunjukkan perbaikan. Di antaranya, persepsi para pengusaha yang lebih optimistis pada tahun ini.

"Nomor satu dari segi persepsi sudah berubah dari kalangan pengusaha, menengah atas, mereka lebih optimistis. Semalam saya ada pertemuan nasabah prioritas salah satu bank cukup besar, saya tanyakan mereka yakin enggak 2018? Dan ternyata mayoritas optimistis, padahal sebelumnya dalam pembahasan itu disampaikan kondisi politik dan sebagainya," kata dia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (7/2/2018).

Kemudian, fundamental perekonomian juga lebih baik. Baik pada sektor riil maupun pasar modal.

"Kedua adalah dari segi fundamental ekonomi menunjukkan ekonomi yang membaik, trennya relatif stabil," ujar dia.

Sambungnya, perekonomian nasional akan membaik lantaran ditopang oleh perbaikan harga sektor komoditas. Lalu, didorong juga oleh perbaikan ekspor.

"Ketiga juga yang kita yakini dari kondisi 2018 ini sendiri ada pergerakan harga-harga yang bagus, harga komoditas bagus, permintaan dari luar mulai membaik. Ekspor kita mulai ada tren tumbuh. Walaupun Presiden kecewa dibanding Vietnam dan sebagainya. Memang kalau bicara Vietnam, Thailand, Malaysia ceritanya beda lagi," ujar dia.

Sementara, dia menuturkan, perekonomian pada tahun 2017 relatif tertekan lantaran pelemahan daya bali.

"Kalau pelemahan daya beli memang kelas menengah bawah, selama 2017 tekanannya cukup besar. Banyak perusahaan yang melakukan perampingan karyawan. Kalau dari persepsi salah satunya diakibatkan Pilgub DKI yang lalu. Sebagian kelas menengah memandang pada kondisi yang seperti insecure sehingga mereka tidak melakukan spending. Itu yang terjadi di 2017," tutupnya.

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi 2017

Pemandangan deretan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2017 mencapai 5,07 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh belanja pemerintah dan inflasi yang terkendali. 

"Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2017 tercatat 5,19 persen. Namun jika secara kumulatif di 2017, ekonomi Indonesia tumbuh 5,07 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto pada Senin, 5 Ferbuari 2018.

Suhariyanto menuturkan, angka pertumbuhan tersebut ditopang oleh belanja pemerintah dan juga inflasi yang terkendali. BPS mencatat, inflasi sepanjang 2017 di angka 3,16 persen. 

Adapun untuk realisasi belanja pemerintah meningkat 29,22 persen pada kuartal IV 2017. "Ini dipicu oleh belanja modal, barang, dan pegawai," tambah dia. 

Pertumbuhan ekonomi tertinggi dialami oleh sektor jasa perusahaan yang mencapai 9,25 persen. Kemudian disusul oleh sektor informasi dan komunikasi yang mencapai 8,99 persen dan jasa lainnya mencapai 8,87 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya