Liputan6.com, Jakarta: Bursa Korea pada perdagangan Rabu (16/3) ditutup pada posisi menguat tipis. Meningkatnya pergerakan bursa hari ini membawa posisi bursa ke level positif setelah dalam 2 hari terakhir mengalami penurunan akibat tekanan yang datang dari spekulasi penurunan ekonomi Jepang paska gempa dan tsunami yang terjadi Jumat (11/3) lalu.
Munculnya bargain hunting memperlihatkan bahwa investor ingin mengambil posisi disaat turunnya harga saham kemarin. Indeks Korea ditutup naik 34,05 poin atau 1,77% menjadi 1957,97 basis poin. Sedangkan indeks berjangka mengalami kenaikan sebesar 5,47 poin menjadi 260,35 basis poin dengan level support sebesar 256,38 poin dan level resistant sebesar 261,23 poin. Saham-saham yang mengalami kenaikan hari ini diantaranya ialah saham DOOSAN naik 2,05% menjadi 124500 won, saham Daelim Industry naik 2% menjadi 102000 won dan saham Kia Motor naik 2,03% menjadi 60400 won.
Menurut analisa dari Divisi Vibiz Research di Vibiz Consulting, pergerakan bursa Korea untuk esok hari diperkirakan masih akan belum sepenuhnya aman. Ancaman mengenai resiko yang dihasilkan dari dampak gempa dan tsunami di Jepang diperkirakan masih akan terjadi mengingat proses rehabilitasi masih berlangsung. (http://www.vibiznews.com/ARI)
Munculnya bargain hunting memperlihatkan bahwa investor ingin mengambil posisi disaat turunnya harga saham kemarin. Indeks Korea ditutup naik 34,05 poin atau 1,77% menjadi 1957,97 basis poin. Sedangkan indeks berjangka mengalami kenaikan sebesar 5,47 poin menjadi 260,35 basis poin dengan level support sebesar 256,38 poin dan level resistant sebesar 261,23 poin. Saham-saham yang mengalami kenaikan hari ini diantaranya ialah saham DOOSAN naik 2,05% menjadi 124500 won, saham Daelim Industry naik 2% menjadi 102000 won dan saham Kia Motor naik 2,03% menjadi 60400 won.
Menurut analisa dari Divisi Vibiz Research di Vibiz Consulting, pergerakan bursa Korea untuk esok hari diperkirakan masih akan belum sepenuhnya aman. Ancaman mengenai resiko yang dihasilkan dari dampak gempa dan tsunami di Jepang diperkirakan masih akan terjadi mengingat proses rehabilitasi masih berlangsung. (http://www.vibiznews.com/ARI)
