Diawali Gemuruh, Kolam Warga di Gunungkidul Ambles hingga 6 Meter

Suara gemuruh terdengar sekitar pukul 05.00 WIB, tapi warga Gunungkidul itu mengetahui kolam ambles sekitar pukul 13.00 WIB.

oleh Yanuar H diperbarui 22 Jan 2018, 10:31 WIB
Suara gemuruh terdengar sekitar pukul 05.00 WIB, tapi warga Gunungkidul itu mengetahui kolam ambles sekitar pukul 13.00 WIB. (dok. Humas Polres Gunungkidul/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kolam yang ada di Padukuhan Petoyan, Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari, Gunungkidul, Yogyakarta, mendadak ambles pada Sabtu pagi, 20 Januari 2018. Kolam yang awalnya memiliki kedalaman 40 sentimeter saat ini menjadi 6 meter.

Sebelum ambles, warga sekitar mendengar gemuruh dari dalam tanah. Suara tersebut terdengar sekitar pukul 05.00 WIB.

"Saya dengar sendiri itu. Siangnya sekitar pukul 13.00 WIB, dapat laporan dari anak saya, kolam depan warung saya ambles," kata Watik, warga Petoyan, Minggu, 21 Januari 2018.

Amblesnya kolam itu dilaporkan warga ke kepolisian. Selain kolam, pagar sekitar kolam pun ikut retak.

Kepala SPK Polsek Purwosari, Aipda Suyanta, mengakui adanya laporan amblesnya kolam seluas 15x8 meter persegi tersebut. Kapolsek Purwosari AKP Budi Kustanto langsung memerintahkan untuk mengecek sekaligus mengamankan lokasi amblesnya kolam.

Berdasarkan pengecekan lapangan, tidak seluruh area kolam itu ambles. Bagian ambles hanya di bagian timur memanjang hingga hampir ke tengah kolam.

"Sebagai langkah antisipasi, sudah dipasang garis polisi di lokasi kolam yang ambles. Warga sudah diimbau untuk melaporkan jika terjadi lagi," ucapnya.

 

 

2 dari 2 halaman

Rentan Ambles

Gunungkidul (Instagram/@exploregunungkidul)

Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Gunungkidul, Sutaryono, mengaku sudah mendapatkan laporan amblesnya kolam itu. Namun, ia menyatakan kepastian penyebab amblesnya kolam itu perlu penelitian dan koordinasi lebih lanjut dengan ahli geologi.

"Fenomena tanah ambles yang sering terjadi di wilayah Gunungkidul tidak lepas dari kondisi geografis di Gunungkidul yang didominasi karst," katanya.

Ia menerangkan, dengan didominasi karst, kondisi tanah di Gunungkidul memiliki lebih banyak rongga. Saat musim hujan seperti ini, akan terjadi reaksi kimia antara kapur dengan zat asam yang terbawa oleh air hujan.

"Reaksi kimia antara air hujan membuat tanah mengalami pelapukan, sehingga mudah ambles," ucapnya.

Pihaknya juga sudah mengecek lokasi dan memastikan area sekitar amblesnya kolam masih aman karena jauh dari pemukiman. Pihaknya berharap masyarakat untuk segera menginformasikan jika ada perkembangan ke pihak terkait.

"Saat ini masih dalam kondisi aman," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya