Foke: Jadikan "Earth Hour" Gaya Hidup

Gubernur DKI Jakarta berharap "earth hour"--aksi mematikan lampu satu jam yang digagas World Wildlife Fund (WWF)--menjadi gaya hidup hemat energi warga ibukota.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Mar 2011, 18:47 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo berharap "earth hour"--aksi mematikan lampu satu jam yang digagas World Wildlife Fund (WWF)--bukan sekadar program tahunan, tetapi juga menjadi gaya hidup hemat energi warga ibu kota.  "Earth hour jangan dilihat sekadar matikan lampu, menghemat listrik, tetapi kita ingin melihat ini sebagai way of life. Menghemat energi sebagai bagian pola hidup kita ke depan," kata pria yang akrab disapa Foke ini usai menerima petinggi WWF di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/3).

Bang Foke berencana melaksanakan "earth hour" sebanyak beberapa kali dalam setahun. "Untuk Jakarta paling sedikit beberapa kali dalam satu tahun, misalnya pada Hari Bumi (22 April) atau Hari Lingkungan Hidup (5 Juni)," katanya.

Menurut Bang Foke, dari dua kali pelaksanaan "earth hour" pemerintah mampu menghemat energi di Jakarta yang setara dengan kapasitas produksi listrik satu PLTN kecil. "Apabila 10 persen warga Jakarta berpartisipasi, maka kota ini dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar 300 MWh. Ini setara dengan mematikan satu pembangkit listrik dan menyalakan 900 desa, serta mengurangi emisi karbondioksida sebesar 267,3 ton," katanya.

Hingga kini, konsumsi energi listrik terbesar di Indonesia berada di Jawa dan Bali, yaitu sebesar 78 persen dari total keseluruhan konsumsi listrik nasional.(Ant/SHA)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya