90 Penderita HIV/AIDS di Tarakan Umumnya Ibu Rumah Tangga

Penderita orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sangat rentan pada usia 21-35 tahun, bahkan usia 50 tahun ke atas pun masih berisiko.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2017, 02:03 WIB
Ilustrasi

Liputan6.com, Tarakan - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) merilis penderita HIV/AIDS di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, per Oktober 2017 mencapai 90 orang. Sedangkan, 2016 penderita berjumlah 96 orang.

Ketua KPA Kota Tarakan Arief Hidayat mengatakan penderita HIV/AIDS di daerah tersebut didominasi kalangan ibu rumah tangga.

"Penderita HIV/AIDS di Tarakan ini semua kalangan, tapi kebanyakan kaum ibu rumah tangga," ujar dia seperti dilansir Antara, Minggu (5/11/2017).

Arief menjelaskan langkah antisipasi yang dilakukan lembaganya, adalah mengimbau masyarakat menggunakan alat pengaman saat melakukan hubungan intim.

"Sudah berkali-kali melakukan penyuluhan kepada masyarakat, agar menggunakan kontrasepsi (kondom) saat berhubungan intim agar tidak menular kepada pasangannya," tutur dia.

Kemudian, kata Arief, KPA setempat juga seringkali mensosialisasikan soal pentingnya memeriksakan kesehatan secara rutin. Penderita orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sangat rentan pada usia 21-35 tahun, bahkan usia 50 tahun ke atas pun masih berisiko.

Selain itu, lanjut Arief, Pemerintah Kota Tarakan memberlakukan upaya pencegahan dengan mewajibkan calon pengantin memeriksakan kesehatan, dengan tes VCT (voluntary Conseling and Testing).

Termasuk, Arief menambahkan, ibu hamil pada bulan ketiga pertama diwajibkan menjalani tes HIV dan IMS (infeksi menular seksual).

 

2 dari 2 halaman

20 Penderita HIV di Papua Meninggal

Sebanyak 20 orang dari 57 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Waropen, Provinsi Papua, meninggal akibat penyakit menular mematikan tersebut.

"Mulai dari awal pemeriksaan HIV/AIDS sejak Januari hingga awal Oktober 2017, itu jumlah pasien positif HIV/AIDS sebanyak 57 orang," kata Koordinator Laboratorium Klinik Voluntary Conseling and Testing (VCT) Puskesmas Waren Tiasito Windagdu ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Papua, Minggu (5/11/2017).

Dari 57 pasien, Tiasito menjelaskan, 20 orang di antaranya meninggal dunia. Mereka sebagian besar pasien yang belum mengonsumsi obat ARV, karena masih mengonsumsi obat kotri.

Sementara, lanjut Tiasito, pasien orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mengonsumsi obat ARV tidak ada yang meninggal. Mereka yang meninggal umumnya masih pelajar.

"Dari 20 orang yang meninggal itu kebanyakan masih duduk di bangku sekolah, yakni SMA/SMK," tandas Tiasito seperti dilansir Antara.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya