Sukses

Dinkes DKI: Penyebaran HIV di Jakarta Tertinggi di Kalangan Gay

DKI Jakarta menjadi kota dengan angka penularan HIV tertinggi nomor dua se-Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi meringkus Taufik Gani (22) lantaran menyebarkan konten pornografi sesama jenis di akun media sosial pribadinya. Setelah dibekuk, dia meronta dan berteriak tengah mengidap penyakit HIV.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto menyampaikan, DKI Jakarta memang menjadi kota dengan angka penularan HIV tertinggi nomor dua se-Indonesia. Berdasarkan data 2009 sampai dengan 2017, ada 46.758 orang menderita HIV dan 8.769 mengidap AIDS.

"Kalau dulu memang penularannya akibat jarum suntik berganti-ganti. Belakangan ini peningkatan tertinggi pada kelompok seksual laki-laki suka laki-laki atau LSL. Tinggi sekali," tutur Koesmedi di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (3/11/2017).

Dia mencontohkan kasus tempat fitness gay di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dari 100 orang lebih yang diamankan, 10 orang di antaranya dikirim ke Dinas Kesehatan DKI untuk diperiksa. Hasilnya, delapan dari mereka positif menderita HIV/AIDS.

"Kami imbau semua orang yang punya risiko tertular hal tersebut, bisa datang ke 44 puskesmas kita dan 48 rumah sakit yang sudah bisa melakukan pemeriksaan tersebut," jelas dia.

Terlebih, penanganan HIV kini makin maju. Meski belum dapat menyembuhkan, pengobatan zaman sekarang berhasil menekan penyakit tersebut dan membuat si penderita sehat kembali.

"Sudah ada yang berhasil ditangani HIV-nya dan menikah, anaknya tidak HIV," Koesmedi menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesempatan Hidup Pengidap HIV

Sementara itu, pengidap HIV kini memiliki kesempatan hidup lebih lama dibandingkan mereka yang terinfeksi dua dekade lalu. Kabar gembira ini tertulis dalam studi yang dipublikasikan dalam Lancet HIV baru-baru ini.

Berdasarkan data terhadap 88 ribu orang di 18 negara, pengidap HIV kini hidup 10 tahun lebih lama dibandingkan pada 1990-an. Pengidap HIV pada masa kini diprediksi bisa hidup hingga usia 78 tahun.

Usia hidup yang lebih lama tak lepas dari kehadiran obat anti-HIV pada 1990-an. Pada awal kehadiran, obat tersebut harus dikonsumsi pengidap HIV sejumlah belasan pil dalam waktu berbeda setiap hari. Kini, cukup mengonsumsi satu pil yang mengandung kombinasi aneka kandungan.

Keunggulan obat anti-HIV di masa kini juga mampu mengendalikan virus lebih baik dibandingkan obat terdahulu. Lalu, efek samping dari obat ini juga sedikit, tak heran banyak pengidap HIV memiliki usia harapan hidup lebih panjang.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.