Menengok Palm, Pulau Reklamasi Terbesar di Dunia

Pulau Palm merupakan pulau reklamasi buatan manusia terbesar di dunia yang dibangun BUMN milik UEA bernama Nakheel.

oleh Nurmayanti diperbarui 29 Okt 2017, 18:05 WIB
Pulau Palem

Liputan6.com, Dubai - Lokasinya berada di Pantai Jumeirah, Dubai, Uni Emirat (UEA). Pulau Palm (the Palm) merupakan pulau reklamasi buatan manusia terbesar di dunia. Berbagai properti, mulai dari apartemen, vila, hotel, taman bermain hingga pusat perekonomian ada di pulau ini.

Pulau reklamasi ini dibangun BUMN milik UEA bernama Nakheel. Keberadaannya meningkatkan pesisir Pantai Dubai hingga 520 kilometer (km).

Liputan6.com bersama beberapa media berkesempatan melihat lokasi ini, atas undangan Media Gathering Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu 29 Oktober 2017.

Ikram Satria, Guide Leader mengatakan, banyak pesohor dunia memiliki properti di lokasi ini. Bahkan, sebagian besar properti yang ada merupakan milik orang asing. "David Beckham punya vila di sini. Shahrukh Khan juga beli apartemen di sini, " jelas dia.

Pulau Palem

Dia menuturkan, pembangunan kepulauan ini digagas Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum yang ingin meningkatkan pariwisata di Dubai. Pulau ini berbentuk seperti pohon palem, diatapi sebuah sabit.

Pulau Palm terdiri dari tiga pulau, yakni The Palm Jumeirah dengan panjang 5 kilometer (km). Kemudian Palm Jebel Ali sepanjang 7 km dan Palm Deira yang sedang dalam pembangunan oleh Nakheel sepanjang 10 km.

Saat pertama kali berdiri pada 2006, harga properti di Pulau Palm Jumeirah sudah mahal. Harga apartemen mencapai US$ 1 juta per unit, sementara harga per unit vila US$ 3 juta. "Kalau saat ini pastinya sudah lebih mahal," tambah Ikram.

Ekram menuturkan, pembangunan pulau ini membutuhkan jutaan ton batu. Kemudian pasir yang dipasok dari Iran. "Adapula proses pemindahan batu karang di bawah laut memakai tongkang khusus sebelum ditimbun batu," ujar dia.

Pulau Palem

Ikram menuturkan, kemunculan beberapa pulau yang lebih besar dari Pulau Palm Jumeirah bukan tanpa sebab. Itu karena sang pemimpin UEA merasa kecewa karena menilai panjang Palm Jumeirah masih di bawah impiannya. Sebab itu dibangunlah Palm Jebel Ali dan) Palm Deira.

Akses ke Pulau Palem bisa melalui darat seperti bus dan trem khusus. Tak bisa disangka bila lokasi ini dulunya merupakan lautan. Sebab, tanaman hijau dan bunga tampak subur tertata rapi di pinggir jalan.

Jejeran properti di pulau ini pun berbaris dengan desain dan warna senada seperti krem atau coklat muda. "Penduduk di sini memang suka dengan warna warna seperti gurun pasir untuk rumah atau vila mereka," Ikram menjelaskan.

Mungkin Pulau Palm bisa menjadi contoh bagi negara yang sedang berencana memperluas wilayahnya dengan cara reklamasi

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya