Agar Pelukis Banyuwangi Tak Cuma Moses

Dua puluh tujuh pelukis Banyuwangi berpameran di Surabaya. Setidaknya, itu menunjukkan bahwa pelukis Banyuwangi bukan cuma Moses Misdy.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Nov 2000, 13:48 WIB
Liputan6.com, Surabaya: Sapuan pisau palet, goresan cat yang dibiarkan menggumpal dan obyek pantai, nampak begitu menonjol. Itulah yang terlihat dari pameran yang dilakukan 27 pelukis asal Banyuwangi, Jawa Timur, baru-baru ini. Dalam pameran tersebut, kendati dibesarkan tokoh pelukis berpengaruh Moses Misdy, karya para pelukis muda itu terlihat beragam, baik teknik penyampaian maupun pemilihan obyek.

Pameran bertajuk Salam Tanah Osing itu menyiratkan semangat para pelukis asal Banyuwangi. Dari beraneka macam obyek yang ditonjolkan, Katirin S. Wanto dan kawan-kawan berusaha mengangkat tema-tema kekayaan budaya Osing atau Banyuwangi ke atas kanvas. Para pelukis Mudaini, juga mengaku berusaha agar tak terjebak pada paradigma sempit atau hanya mengangkat kesenian gandrung Banyuwangi semata.

Sekitar seratus lukisan tersebut ternyata mampu mengundang kekaguman para pengunjung. Setidaknya, ini bisa dilihat dari banyaknya kolektor yang berebut memburu lukisan, bahkan jauh sebelum pameran dibuka.

Kahadiran mereka itu, setidaknya mampu menepis anggapan bahwa pelukis Banyuwangi cuma Moses Misdy, Awiki, Huang Fong dan Bani Amora. Dari teknik dan keberanian mereka dalam menghasilkan karya-karya baru, sepertinya membuktikan bahwa bagaimanapun kesenian tak akan mati, tapi terus tumbuh dan berkembang. Dengan modal jati diri dan sentuhan pembimbing andal sekelas Moses Misdy, pelukis muda bertekad tidak hanya menaklukkan Surabaya, tapi juga Jakarta.(RSB/Hasan Sentot dan Joko Sulistyobudi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya