Menunggu Pidato Yellen, Rupiah Tak Banyak Bergerak

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.259 per dolar AS hingga 13.279 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Sep 2017, 13:47 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.259 per dolar AS hingga 13.279 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar menunggu sinyal dari Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (20/9/2017), rupiah dibuka di angka 13.270 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.279 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.259 per dolar AS hingga 13.279 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1.54 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.270 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.258 per dolar AS.

Dolar AS sebenarnya sulit untuk mempertahankan posisi terhadap sekeranjang mata uang utama pada awal hari Selasa karena pasar berhati-hati menyambut rapat Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) bulan September yang mungkin memberi isyarat tentang kebijakan suku bunga mendatang.

"Fed diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga, sehingga investor akan sangat memperhatikan detail mengenai kapan Fed berencana merampingkan neraca raksasanya yang bernilai $4.5 triliun," jelas Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM.

Investor masih mengevaluasi kemampuan Fed untuk meningkatkan suku bunga di bulan Desember sehingga perhatian akan tertuju pada pidato Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen dan pendapatnya tentang tren inflasi terkini di AS.

Apabila Yellen mengungkapkan hawkish dan membuka peluang kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun, maka dolar AS berpotensi terangkat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya