Bandara Mopah di Merauke Diblokade

Empat suku besar di Merauke yakni Mahuse, Balagaise, Gebse dan Basik-basik melakukan aksi pemalangan di kawasan landasan pacu Bandara Mopah, Merauke, Papua.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Nov 2010, 23:14 WIB
Liputan6.com, Merauke: Dengan menggunakan potongan kayu pohon serta memasang gundukan tanah di landasan pacu Bandara Mopah, Merauke, empat suku besar yakni Mahuse, Balagaise, Gebse dan Basik-basik, Rabu (17/11) berunjuk rasa.

Sambil berorasi, mereka menuntut Pemda setempat segera mengganti rugi sebesar Rp 4,8 miliar untuk tanah mereka seluas 12,5 hektare yang kini digunakan oleh bandara itu.

Menurut Rony, kordinator warga Basik-basik, aksi pemalangan ini terpaksa dilakukan karena hingga kini Pemda Merauke belum melakukan pembayaran kepada warga.
Padahal, pada aksi pertama awal September 2010 lalu, Pemda sepakat membayar ganti rugi tanah milik warga. Namun karena tidak ada realisasi, warga pun melakukan aksi pemalangan kedua.

Warga menyatakan, jika tidak ada penyelesaian ganti rugi, mereka akan melakukan aksi menginap di landasan pacu bandara hingga ada penyelesaian dari Pemda.

Aksi ini dapat mengganggu penerbangan pesawat Boeing. Namun, pesawat jenis Twin Otter dapat beroperasi karena landasan pacu yang ada saat ini mencapai 2500 meter. Sementara warga melakukan aksi palang pada titik 2200 meter.(IDS/YUS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya