OJK: Ada Tren Pergeseran Pelaku Investasi ke Investor Ritel

OJK berharap partisipasi investor ritel Indonesia meningkat pesat seiring penduduk Indonesia cukup banyak.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Agu 2017, 11:36 WIB
Peserta memantau monitor bursa saham pasar modal di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Hal ini sejalan dengan salah satu inisiatif pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni menambah jumlah investor pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal global saat ini tengah mengalami tren pergeseran. Jika sebelumnya pasar modal berorientasi pada investor institusi, kini pasar modal berorientasi pada investor ritel.

Demikian disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen saat menghadiri acara Capital Market Community Gathering 2017 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (12/8/2017).

"Beberapa saat lalu pasar modal kita lebih orientasi pada investor institusional. Tetapi era ini, saat ini minimal yang saya pahami di dunia sana transformasi dari investor mengarah ke ritel," kata dia.

Dia mengatakan, hal tersebut karena ditopang oleh perkembangan teknologi. Menurut Hoesen, perkembangan teknologi menggeser berbagai aspek dari yang berorientasi institusi ke arah ritel.

"Karena dengan berkembangnya teknologi semua yang berorientasi pada institusional bergeser ke arah investor ritel," ungkap dia.

Dia berharap, acara ini akan mendorong partisipasi investor ritel masuk pasar modal Indonesia. Dia menuturkan, pasar modal Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang, mengingat penduduk Indonesia mencapai 250 juta, sementara jumlah investor Indonesia sekitar 1 juta.

"Harapan kita, target kita dari dulu mengharapkan partisipasi investor ritel Indonesia meningkat dengan pesat, mengingat penduduk Indonesia cukup banyak," ujar dia.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya