Prosesi <i>Nyewu</i> Pak Harto Berakhir

Prosesi &lt;i&gt;nyewu&lt;/i&gt; yang diadakan di Kompleks Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, untuk memperingati seribu hari kepergian Soeharto telah usai.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Okt 2010, 10:52 WIB
Liputan6.com, Karanganyar: Prosesi adat Jawa nyewu, yakni peringatan terakhir bagi orang yang telah wafat tepat seribu hari kematian Soeharto di Kompleks Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (22/10) berakhir. Prosesi nyewu yang dimulai pukul 09.30 WIB diadakan oleh putra putri Soeharto, tepat pada Jumat Pon menurut tanggalan Jawa.

Acara tersebut berlangusng singkat dengan diawali tahlilan dan doa bersama. Lalu acara dilanjutkan dengan prosesi kirab atau pemasangan maijan (batu nisan) yang dibuat dari batu pualam berbentuk bunga teratai. Maijan tersebut nantinya akan disematkan di bagian penutup makam Soeharto.

Menurut tradisi Jawa, sebelum seribu hari pemasangan maijan tidak boleh dilaksanakan. Prosesi maijan diawali dengan upacara kirab. Batu maijan dibawa oleh sembilan gadis dan pengawal, kemuadian dipasangkan ke makam Soeharto oleh putra putrinya.

Hutomo Mandalam Putra atau Tommy mejadi orang pertama yang memasangkan maijan ke makan sang ayah, dan dilanjutkan putra-putri Soeharto lainnya. Acara yang berlangsung selama 30 menit itu ditutup dengan doa. Hal itu menandakan bahwa seluruh keluarga melepas kepergian Soeharto dengan ikhlas.

Sebelumnya, putra putri Soeharto melakukan acara peringatan seribu hari sang ayah di tiga tempat yakni, Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Desa Kemusuk, Yogyakarta, Ndalem Kalitan di Solo, dan terakhir mereka berkumpul di Kompleks Astana Giribangun.(IDS/SHA)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya