Alasan Garansindo Ngotot Buat Motor Listrik Gesits untuk RI

"Mari kita buktikan bahwa kami sebagai pemain industri otomotif yang mempunyai keinginan Indonesia maju dengan produk karya bangsa sendiri,"

oleh Herdi Muhardi diperbarui 07 Jun 2017, 21:20 WIB
Menristekdikti Mohammad Nasir berpose di atas Motor listrik bernama Garansindo Electric Scooter ITS (GESITS) di Jakarta, Senin (7/11). GESITS adalah hasil kerjasama Garansindo dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garansindo Group saat ini masih mengembangkan sepeda motor listrik Gesits. Sebelum resmi dipasarkan di awal 2018, motor bergaya skuter ini dijadwalkan bakal melantai sebagai debutnya di ajang Milan Motorcycle Show atau EICMA 2017, Milan, Italia, 7-12 November mendatang.

Dibalik rencana besar mendapatkan atensi dari dunia internasional, ternyata ada alasan lain yang membuat PT Garansindo Group percaya diri Gesits bisa dipasarkan.

Chief Executive Officer, PT Garansindo Group Muhammad Al Abdullah, percaya masyarakat Indonesia sudah up date untuk segala apapun, termasuk kendaraan listrik.

Karena itu, lanjutnya, untuk mengubah mindset masyarakat saai ini tidak terlalu sulit.

“Ya, kami pernah bicara beberapa tahun lalu soal motor matik dan manual. Dulu kan sempat ada rasa pesimistis kalau motor matik tidak akan laku. Tapi ternyata shifting jauh lebih cepat dibanding analisa-analisa yang ada, karena globalisasi informasi sudah sangat terbuka dan orang kita juga bukan yang terisolasi dengan dunia itu,” jelas pria yang akrab disapa Memet di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Selasa (6/6/2017).

Memet menyayangkan, sebelum Gesits lahir, beberapa pihak otomotif melontarkan statement-statement negatif akan motor listrik. Sebaliknya, Jepang yang menjadi basis otomotif sekalipun saat ini diketahui kontradiktif dan terus mengembangkan motor listrik.

Selain Jepang, sejumlah negara di dunia juga saat ini tak bisa resistensi dengan kehadiran kendaraan listrik.

Tak hanya itu, kata Memet, saat ini pemerintah Indonesia dan Presiden Joko Widodo telah memiliki keinginan untuk memperdayakan kendaraan listrik di Tanah Air.

“Mari kita buktikan bahwa kami sebagai pemain industri otomotif yang mempunyai keinginan Indonesia maju dengan produk karya bangsa sendiri, yang duitnya dirasakan bangsa sendiri. Itulah gol kami. Masa sih sudah beberapa puluh tahun dijajah melulu, kapan merdekanya,” ungkap Memet. 

2 dari 2 halaman

Infrastruktur

Pengendara dari ITS menggunakan motor listrik GESITS saat seremoni pelepasan 'GESITS Tour de Jawa Bali' di Jakarta, Senin (7/11). Touring ini akan menempuh jarak 1.200 km, mulai dari Jakarta sampai Bali dari 7-12 November 2016. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Infrastruktur

Di tempat yang sama Operations Director Gesit, Rahmat Septriwan mengatakan, soal infrastruktur untuk skuter Gesits saat ini tidak mengalami masalah.

“Itu agak sedikit mitos. Kami sudah komunikasi cukup intens dengan PLN. Dari kapasitas Jawa-Bali sebenarnya Indonesia ini sudah kelebihan charge. Proyek 35.000 Megawatt itu ditujukan untuk di luar Jawa dan Bali. Jadi itu tidak masalah sama sekali,” katanya.

Jika berbicara mengenai motor listrik, kata Rahmat, kebutuhan daya arus listrik dikatakan tergolong sangat kecil. Bahkan, pengecasan bisa digunakan di perumahan.

“Jadi, kita tidak bicara mengenai mobil listrik yang perlu suatu infrastruktur yang baru,” ujar Rahmat. 

Rahmat menjabarkan, saat ini PLN di Jabodetabek memiliki Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang ditempatkan di 200 titik.

Karena itu, lanjut dia, sebulan hingga dua bulan, hal itu bisa dikonversikan menjadi pengisian daya motor listrik.

“Jadi, kita sangat optimistis mengenai infrastruktur dan tentunya charge stasiun akan kita kembangkan lebih lanjut,” tutupnya. 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya