3 Rahasia Sukses Ciputra Bangun Gurita Bisnis

Ciputra menyatakan ada tiga prinsip yang perlu diterapkan untuk menjadi pengusaha sukses.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 10 Mei 2017, 11:31 WIB
Ciputra menyatakan ada tiga prinsip yang perlu diterapkan untuk menjadi pengusaha sukses.

Liputan6.com, Jakarta - Ciputra tentu bukan nama yang asing di dunia bisnis. Dia terkenal sebagai salah satu tokoh properti di Indonesia. Dari tangan dinginnya, muncul beberapa grup bisnis seperti Ciputra Group, Jaya Group, dan Metropolitan Group. Lantas, bagaimana Ciputra meraih kesuksesannya?

Ciputra mengatakan, seorang pengusaha sukses menerapkan tiga prinsip yang disebut IPE. IPE sendiri terdiri dari integritas, profesionalisme, dan entrepreneur.

Dia menuturkan, integritas merupakan fondasi penting dalam membangun kesuksesan. Integritas menjadi dasar dalam menjalin hubungan kepercayaan.

"Integritas, adalah moral dan kejujuran, manusia itu ada soul. Yang menjadi dasar segalanya, karena itu dari Tuhan yang diharapkan jangan buat kesalahan. Kalau moral, integritas, kejujuran terganggu atau negatif maka sukar sekali diperbaiki. Itu merupakan branding kita. Yang tidak ada kompromi," kata dia dalam acara the 5th Annual Jakarta Marketing Week 2017, di Jakarta, seperti ditulis Rabu (10/5/2017).

Ia menambahkan, profesionalisme mencakup keahlian. Keahlian pun bermacam-macam wujudnya seperti keahlian mengenai teknologi. Terakhir ialah entrepreneur atau jiwa usahawan. Tanpanya, maka langkah untuk menjadi seorang pengusaha sukses akan sulit diraih.

"Ketiga ialah entrepreneur atau emotional person, yang kami akan bicarakan hari ini," ujar dia.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan bagian penting untuk memangkas kesenjangan antara kaya dan miskin.

Dia menjelaskan, ada bermacam-macam cara untuk memangkas kesenjangan. Di antaranya ialah pendidikan dan pelatihan pada buruh. Dengan begitu, keahlian, produktivitas, serta pendapatan akan meningkat.

Namun, menurut Ciputra, hal itu merupakan upaya jangka pendek. Lantaran, ukuran kinerja mereka tetap saja diukur berdasarkan upah minimum.

"Yang benar dapat mengatasi kesenjangan tersebut adalah entrepreneurship," ujar dia.

Dia mengatakan, entrepreneurship merupakan usaha untuk memberikan nilai tambah."Kaki lima bukan entrepreneurship, bukan toko kelontong tak ada nilai tambah. Entrepreneurship yang menurut kami mengubah sampah jadi emas," kata dia.

 

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya