11 Proyek Ini Jadi Fokus Pembangunan Kementerian Perhubungan

Ke-11 proyek ini dibangun guna memperkuat sektor transportasi laut Indonesia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Mei 2017, 10:15 WIB
Budi Karya Sumadi dengan latar belakang KM Caraka Jaya Niaga III-4 saat berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/10). Budi melepas keberangkatan KM Caraka Jaya Niaga III-4 ke Natuna (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini Kementerian Perhubungan fokus tuntaskan pembangunan 11 proyek strategis nasional. Ke-11 proyek ini dibangun guna memperkuat sektor transportasi laut Indonesia.

Adapun 11 proyek strategis nasional yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan KEK Maloy, inland waterways di Cikarang, Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Kalibaru, Pelabuhan Makassar New Port, Pelabuhan Palu, Terminal Kijing, dan Pelabuhan Kupang.

Budi Karya menyampaikan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap pertama akan dioperasikan pada Agustus 2017. Pada tahap berikutnya rencananya Kementerian Perhubungan akan melibatkan swasta asing untuk turut membangun dan mengelola pelabuhan ini.

“Secara spesifik saya sampaikan Pelabuhan Kuala Tanjung akan beroperasi pada bulan Agustus di tahap pertama dan tahap kedua kita memang sedang bicara dengan Port of Rotterdam dan Dubai untuk turut membangun dan mengelola,” ujar Budi dalam keterangannya, Jumat (5/5/2017).

Keikutsertaan pihak asing, dikatakan Budi telah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menjalin kerjasama dengan beberapa operator yang berkapasitas internasional, agar fungsi internasional HUB bisa lebih baik.

Terkait Pelabuhan Bitung, Budi mengatakan bahwa saat ini sudah ada Kapal Ro-Ro rute Bitung - Davao yang diresmikan beberapa hari lalu oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Saat ini jadwal Ro-Ro tersebut 2 minggu sekali. Selanjutnya nanti Budi meminta agar menjadi reguler 1 (satu) minggu sekali. Menurutnya, ini merupakan titik yang baik untuk menghubungkan wilayah ASEAN. Ke depan akan dihubungkan pula Indonesia dengan Malaysia, dan Thailand.

“Saya diskusi dengan Gubernur (Sulawesi Utara) bahwa untuk muatan balik kapal Ro-Ro tersebut sudah semen yang siap diekspor ke Filipina” jelasnya.

Terkait dengan dwelling time, Budi menyebut telah dapat mengurangi waktu di pelabuhan. Selain itu biaya pelayanan di beberapa pelabuhan juga sudah dapat ditekan, “Dwelling time sudah 3 hari dan tadi Bapak Presiden minta agar menjadi 2 hari. Kita juga lakukan efisiensi biaya di sana. Contoh, di Samarinda, cost yang selama ini kontainer 180 ribu rupiah bisa kita tekan jadi 18 ribu. Di banyak pelabuhan bisa kita terapkan,” ucapnya.

Seperti diketahui sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kemaritiman, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi penyelenggaraan program tol laut yang sudah berjalan. Dia menjelaskan program tol laut telah berhasil menekan disparitas harga hingga 25 persen.

"Kami sudah bangun 30 titik logistik di timur dan barat agar kesenjangan tidak terlalu besar. Harga di Indonesia timur, kami ambil sampling misalnya antara Surabaya dengan daerah terpencil di Indonesia Timur 20-25 persen harga sudah turun," kata Menko Luhut.

Nantinya katanya, rute dan trayek kapal akan diperbanyak. Dengan begitu maka dapat lebih menurunkan disparitas harga hingga 50 persen pada 1-2 tahun mendatang. (Yas)

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya