Harga Minyak Menetap di Level US$ 51 per Barel

Harga minyak naik setelah mengalami pelemahan pada perdagangan kemarin.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 27 Apr 2017, 06:00 WIB
Harga minyak dunia kembali tertekan seiring permintaan melambat, sedangkan produksi minyak melimpah dan kekhawatiran ekonomi global.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik setelah mengalami pelemahan pada perdagangan kemarin.

Data menunjukkan ada penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat lebih banyak dari yang diperkirakan. Ini merupakan angin segar bagi investor setelah beberapa hari turun karena kekhawatiran akan lambatnya upaya global untuk mengurangi pasokan.

Persediaan minyak mentah AS turun 3,6 juta barel menjadi 528,7 juta barel pada 21 April, menurut informasi dari Departemen Informasi Energi.

Harga minyak tergelincir selama 6 dari 7 hari setelah investor tidak sabar dengan persediaan minyak yang tinggi setelah tahun lalu ada kesepakatan dari para produsen minyak untuk memangkas produksi.

Harga minyak mentah Amerika Serikat West Texas Intermediate mengakhiri sesi perdagangan dengan kenaikan 6 sen untuk menetap di level US$ 49,62 per barel, setelah sebelumnya turun sekitar 1 persen.

Sementara harga minyak acuan dunia, Brent mengurangi kerugian untuk iperagangkan turun 37 sen menetap di level US$ 51,73 per barel. Selama April, Brent turun 8 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya