Mana yang Sering Terinfeksi Malware, Smartphone atau Komputer?

Mengontrol konten di perangkat merupakan sebuah tugas yang cenderung dihindari oleh pengguna.

oleh Iskandar diperbarui 18 Apr 2017, 06:30 WIB
Microsoft ungkap bahwa 63 persen PC di Indonesia sudah terinfeksi malware, lantas bagaimana cara meminimalisirnya?

Liputan6.com, Jakarta - Semua perangkat, baik smartphone maupun komputer menyimpan data-data sensitif. Maka dari itu, pengguna harus melakukan pemeliharaan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pengguna tidak memperlakukan perangkat dengan baik.

Penelitian terbaru Kaspersky Lab mengungkapkan, sikap pengguna terkait perawatan aplikasi dan pemeliharaan perangkat menyebabkan data-data sensitif pada komputer dan tablet menjadi sangat rentan terhadap ancaman keamanan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa mengontrol konten di perangkat merupakan sebuah tugas yang cenderung dihindari oleh pengguna. Hanya ada setengah dari pengguna yang merevisi konten pada komputer dan tablet mereka secara teratur, tetapi cuma dua dari tiga pengguna (63 persen) yang melakukan hal ini pada smartphone mereka.

Namun, perilaku ini biasanya karena smartphone memiliki memori kurang dari komputer dan tablet. Bahkan, 35 persen dari pengguna telah menghapus aplikasi pada smartphonekarena kurangnya penyimpanan, sementara hanya 13 persen dari pengguna komputer melakukan hal sama.

Seperempat pengguna bahkan tidak ingat kapan terakhir kali mereka melakukan uninstall aplikasi di komputer mereka.

Hal ini menyebabkan situasi di mana sepertiga dari aplikasi pada komputer pengguna menjadi sia-sia karena tidak pernah digunakan, tetapi tetap berada pada hard disk, memakai banyak ruang, dan berpotensi berjalan di latar belakang sehingga menempatkan data-data sensitif menjadi berisiko.

Survei menemukan, 65 persen dari pengguna melakukan pembaruan aplikasi di smartphone segera setelah diluncurkan, memberikan aplikasi tersebut dengan patch keamanan dan update terbaru.

Sebaliknya, pengguna cenderung lambat dalam memperbarui aplikasi pada tablet dan komputer, masing-masing hanya 42 persen dan 48 persen yang memperbarui aplikasi sesegera mungkin.

Perilaku ini menimbulkan berbagai permasalahan yang disebabkan menumpuknya kesemrawutan digital di perangkat, terutama pada komputer. Hasil statistik Kaspersky Lab menunjukkan, pengguna lebih sering menghadapi malware pada komputer dibanding perangkat mereka lainnya (28 persen apabila dibandingkan dengan 17 persen pada smartphone).

“Perangkat digital yang kita gunakan setiap hari menyimpan data-data berharga yang pastinya tidak ingin jatuh ke tangan yang salah atau kehilangan karena perangkat mengalami crashing atau terinfeksi malware," ujar Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab melalui email, Selasa (18/4/2017).

Memerangi kesemrawutan digital, tambah Mochola, mengharuskan pengguna mengambil tindakan, seperti mengelola, membersihkan, dan memperbarui aplikasi di semua perangkat milik mereka.

"Perawatan dan pemeliharaan harus menjadi prioritas dalam kehidupan digital, seperti dalam di nyata, untuk menghindarkan diri dari aksi kejahatan para hacker," pungkasnya.

Yang mengkhawatirkan, penelitian menemukan adanya kontradiksi dalam sikap pengguna terhadap perangkat mereka dan ancaman yang mereka hadapi di perangkat tersebut.

Menurut survei, meskipun sikap pengguna cukup berisiko dalam mengelola kesemrawutan di komputer serta ancaman yang lebih besar dari infeksi malware pada perangkat ini, tetap saja sebagian besar pengguna masih menganggap komputer menjadi tempat paling aman bagi data-data mereka.

(Isk/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya