Penjualan Motor Bebek Makin Terpuruk, Skutik Berjaya

Pada 2008, penjualan bebek mendominasi pasar dengan angka 63 persen. Kemudian disusul skutik 26 persen, serta sport 11 persen.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 30 Mar 2017, 16:11 WIB
Sejumlah pemudik sepeda motor terjebak kemacetan di jalan Lamaran, Karawang, Sabtu (2/7). Kemacetan tersebut terjadi akibat pemisahan jalur antara roda dua dengan roda empat untuk mengantisipasi jalur mudik Pantura. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan sepeda motor jenis skuter matik (skutik) mendominasi pasar roda dua nasional. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) penjualan jenis bebek telah menurun sejak 10 tahun terkakhir.

Menurut Wakil Ketua Umum III Bidang Industri dan Teknologi AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia) Hari Budianto, ada beberapa alasan mengapa cub atau bebek menurun, sedangkan skutik merangsek naik.

“Karena dia (skutik)menawarkan kemudahan, lebih ramah, unisex, bisa digunakan orang muda dan dewasa,” ungkap Hari saat ditemui wartawan di kawasan Kasablanka, Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Sebaliknya, sepeda motor jenis bebek, kata Hari, kini fungsinya mulai tergerus skutik, karena skutik menawarkan kemudahan salah satunya pergantian transmisi. Skutik tinggal mengulir tuas gas dan menarik rem dengan tangan.

“Tapi untuk orang-orang tertentu kategori ini masih ada marketnya sendiri. Sekarang tetap skuter, yang cc kecil tetap juga dibutuhkan. Kalau tipe sport dari dulu stabil segitu-segitu saja,” ucapnya.

Dari data AISI pada 2008 penjualan bebek mendominasi pasar dengan angka 63 persen, kemudian disusul skutik 26 persen, serta sport 11 persen.

Namun di 2016, penjualan bebek hanya 10,1 persen, sedangkan skutik 79 persen, dan sport 10,9 persen.

 

 

Data Aisi 2008-2016

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya