Sinar Mourinho Mulai Redup

Prestasi Mourinho menurun dalam beberapa tahun terakhir.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Feb 2017, 17:15 WIB

Liputan6.com, Manchester - Sukses membawa Porto sebagai juara liga domestik dan Liga Champions, membuat nama Jose Mourinho langsung melejit di kancah sepak bola dunia. Keberhasilannya membawa Porto juara liga (2002), yang kemudian disusul sukses di Liga Champions (2003-2004), cukup menjadi modal besar bagi Mourinho untuk menaikkan nilai tawar dirinya.



Sepak terjang pria kelahiran Portugal 1963 itu bahkan sukses membuat pemilik Chlesea, Roman Abramovich kepincut. Ambisi Taipan Rusia untuk menjadikan The Blues sebagai tim terhebat di dunia, membuat Abramovich tidak ragu-ragu untuk merekrut pria yang memulai karier kepelatihannya bersama Benfica itu.

Resmi menjadi juru taktik Chelsea pada musim 2004-2005, Mourinho langsung menjawab kepercayaan dari bos Chelsea. Gelar juara Liga Inggris dan Piala Liga Inggris langsung dipersembahkan Mourinho sebagai balasan dari kepercayaan yang diberikan Abramovich kepadanya. Bahkan, dia sukses kembali mempertahankan gelar liga Inggris pada tahun berikutnya.

Jose Mourinho (manutd.com)

Memasuki tahun ke tiga kebersamaannya dengan Chelsea, prestasi Mourinho mulai menurun. Sementara Abramovich masih memiliki ambisi besar, yakni menjuarai Liga Champions. Alhasil, Mourinho akhirnya didepak dari Stamford Bridge pada 2007.

Tidak butuh waktu lama bagi Mourinho untuk mendapat klub baru. Inter Milan, klub yang bermain di Serie A langsung menampung mantan manajer Chelsea itu. Sama halnya saat bersama Chelsea. Di tahun pertamanya bersama Inter, Mourinho langsung mempersembahkan gelar serie A. Bahkan, di tahun berikutnya (2009-2010), Inter sukses mengamankan titel Liga Champions.

Kesuksesan Mourinho berlanjut ketika hengkang ke Real Madrid. Meskipun di tahun pertamanya (2010) gagal mempersembahkan gelar liga, namun dia masih bisa memberikan gelar untuk timnya itu. Copa Del Rey 2010-2011, adalah gelar yang dipersembahkan Mourinho untuk  El Real di tahun pertamanya. Di tahun berikutnya, Mourinho baru bisa mempersembahkan gelar Liga Spanyol.
Jose Mourinho (Reuters / Lee Smith)

Melihat sepak terjangnya itu, membuat Mourinho diidentikan sebagai manajer dengan gelar di musim pertama. Namun, selepas dari Real Madrid, pamor ‘si mulut besar,’ ini mulai meredup. Diawali dengan kembalinya ke Chelsea. Mantan gelandang sentral itu, gagal mengulang kesuksesan seperti yang diraihnya saat menangani klub-klub sebelumnya.

Tidak hanya itu, dia pun dikabarkan kerap berkonflik dengan beberapa anak asuhnya, seperti Diego Costa dan Eden Hazard. Alhasil, mantan assisten mananjer Barcelona itu kembali harus angkat kaki dari Stamford Bridge.

Menyebarang ke Manchester United sejak musim panas lalu, belum membuat sinar Mourinho kembali terang. Bahkan, hingga Liga Inggris sudah memainkan sebanyak 23 laga, The Red Devils di bawah Mourinho masih sulit untuk bersaing ke papan atas. Sampai dengan pekan ke-23, Manchester United baru mengumpulkan sebanyak 42 poin ydan  berada di posisi enam klasemen sementara.

Torehan poin yang dikumpulkan tim besutan Mourinho itu memiliki selisih yang cukup besar dengan mantan tim yang pernah ditanganinya, Chelsea yang kokoh di posisi pertama dengan torehan 56 poin.
Manajer Manchester United asal Portugal, Jose Mourinho. (dok. Manchester United)

(Inov Nastora)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya