BPIW: Dominasi Pengembangan Hunian Akan ke Barat dan Timur

Berbagai proyek infrastruktur strategis di Jakarta yang akan selesai dibangun menyebabkan kondisi pasar properti di wilayah penyangga

oleh Fathia Azkia diperbarui 25 Jan 2017, 14:22 WIB
Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Tren hunian masa depan diprediksi akan berkembang ke arah barat dan timur meliputi Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi-Cianjur (Jabotabekjur). Atau tepatnya, pada kawasan Tangerang-Maja dan Bekasi-Karawang.

Demikian proyeksi tersebut diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rido Matari Ichwan, melalui siaran pers yang diterima Rumah.com.

Menurutnya, pada tahun 2018 dan 2019 berbagai proyek infrastruktur strategis di Jakarta akan selesai dibangun. Inilah yang kemudian menyebabkan kondisi pasar properti di wilayah penyangga akan tergerek naik.

(Baca juga: Dua Tahun Tidur Pulas, Sektor Properti 2017 Harus Bangun)

Diantaranya dua transportasi masal Ibu Kota dengan sistem Transit Oriented Development (TOD) yakni Light, Rapid Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) tahap I yang menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI.

“Kemudian studi kelayakan tahap II sudah selesai dilakukan. Proyek tahap II akan mulai dibangun sebelum proyek tahap I beroperasi. Target proyek tahap II beroperasi tahun 2020. Akan ada juga tambahan MRT dan LRT yang menghubungkan ke arah Barat dan Timur,” jelasnya melalui siaran pers yang dikutip Rumah.com.

Sementara di tahun 2018-2019, Rido melanjutkan, jalan tol yang menghubungkan Pamulang-Cinere-Depok-Jagorawi-Cibitung juga akan beroperasi. Selain itu, ada pula rencana pembangunan jalan tol yang menghubungkan TB Simatupang hingga Kabupaten Bogor.

(Rumah baru di Depok dekat Tol Depok-Antasari klik di sini)

Efisiensikan Waktu Tempuh Masyarakat

Hadirnya berbagai infrastruktur transportasi masal tersebut diyakini mampu membuat waktu tempuh ke Jakarta semakin pendek.

Tak pelak, beberapa tahun ke depan masyarakat menengah dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) akan merasa nyaman memiliki rumah di wilayah satelit seperti Maja atau Karawang, meskipun aktivitas kerja ada di Jakarta.

(Baca juga: Bekasi Siap Tandingi Harga Properti Jakarta)

“Hal ini tentunya menjadi peluang bagi para pengembang untuk mengambil manfaat dengan membangun hunian berimbang di kawasan luar Jakarta (Maja dan Karawang). Ke depan, masyarakat akan dengan senang hati memiliki rumah di wilayah tersebut,” papar Rido.

Selain itu, para pengembang pun dapat memiliki potensi untuk membangun apartemen di Jakarta Pusat. Terlebih, kondisi lahan di kota metropolitan semakin mengecil, aturan semakin ketat, sehingga pembangunan hunian vertikal merupakan solusi utama untuk dikembangkan.

(Cari juga rumah minimalis harga terjangkau di sekitaran Maja)

Di mata Rido, berkembangnya wilayah bagian Barat dan Timur dari Kawasan Metropolitan Jabotabekjur telah sesuai dengan tata ruang Jabodetabekjur yang termuat dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 54 tahun 2008.

Dalam mengawal perkembangan bagian Barat dan Timur tersebut, BPIW Kementerian PUPR akan mendorong agar perkembangannya berjalan dalam koridor konsep kota modern, yakni Smart Sustainable City (Kota Cerdas Berkelanjutan).

“Iya sustainable sesuai dengan infrastruktur yang kami bangun, kota berjalan secara berkelanjutan, sampah terkelola, air minum tersedia, sanitasi disuguhkan dengan baik, aksesibiltas terjalin optimal. Artinya, kota tersebut dapat nyaman dihuni dalam kurun waktu yang lama,” tegasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya