Gelandang MU Ini Seharusnya Berkostum Liverpool

Gelandang MU Henrikh Mkhitaryan nyaris bergabung ke Liverpool pada 2013 lalu.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 15 Jan 2017, 18:40 WIB
Gelandang MU Henrikh Mkhitaryan nyaris bergabung ke Liverpool pada 2013 lalu.

Liputan6.com, Jakarta Henrikh Mkhitaryan mengaku seharusnya dirinya masuk daftar skuat Liverpool saat menghadapi Manchester United (MU) pada pekan ke-21 Liga Inggris di Old Trafford, Minggu (15/1/2017) malam WIB. Ini seandainya Jurgen Klopp tidak memengaruhinya agar tak bergabung dengan The Reds pada 2013 lalu.

Mkhitaryan sebenarnya sudah beberapa kali mencapai kesepatan dengan Brendan Rodgers, manajer Liverpool saat itu. Namun, Klopp yang ketika itu berstatus pelatih Borussia Dortmund, sukses membujuknya untuk meninggalkan Shakhtar Donetsk dan bergabung dengan timnya.

"Saya pernah berbicara dua atau tiga kali melalui telepon dengan Rodgers. Dia mengaku sungguh menginginkan saya dan saya akan dimainkan bersama Luis Suarez dan Steven Gerrard," kata Mkhitaryan yang mengenakan nomor 22 di MU seperti dilansir ESPN.

"Separuh pikiran saya harus pergi ke sana, separuh lainnya tak begitu pasti. Bahwa kesenjangan di Liga Inggris mungkin terlalu besar untuk pemain kurus dari Liga Ukraina (seperti saya)."

"Dua minggu kemudian, Klopp mampir dari liburannya di sebuah pulau dekat Denmark untuk datang menemui saya di Dortmund. Saya tahu dia punya reputasi hebat dalam menangani para pemain muda dan setelah kami bertemu, saya merasa lebih yakin direkrut Dortmund. Saya kira saya telah membuat keputusan yang tepat," ucap pemain Timnas Armenia.

Mkhitaryan dan Klopp akhirnya sama-sama meninggalkan Dortmund. Mkhitaryan bergabung ke MU pada musim panas 2016. Sedangkan Klopp pada Oktober 2015 menggantikan Rodgers.

2 dari 2 halaman

Puji Klopp

Bergabung dengan Dortmund pada 2013, Mkhitaryan sempat mengalami masa-masa sulit di awal musim. Namun, Klopp mampu membantu pemain 27 tahun itu mengeluarkan segara potensi terbaik yang dimilikinya.

"(Klopp) selalu ada di samping Anda ketika ada masalah pada permainan atau masalah hidup. Dia orang baik," ucapnya.

"Secara khusus dia telah banyak membantu saya karena saya terlalu banyak memikirkan sepak bola. Saya menganggap terlalu serius kekalahan, saya terobsesi oleh peluang yang saya sia-siakan. Dia bilang itu semata hidup dan saya mesti menganggapnya biasa karena ketika peluang berikutnya datang, saya hanya perlu berada di kerangka pikir yang benar untuk menjemputnya."

"Saya belajar untuk mengakui semua orang pernah berbuat salah dalam hidupnya dan Anda tak boleh khawatir di lapangan. Anda mesti melupakannya," pungkas Mkhitaryan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya