Bappenas Targetkan Konsumsi Ikan 54,5 Kg per Keluarga Setahun

Target konsumsi ikan ini direncanakan tercapai pada 2019.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jan 2017, 07:19 WIB
Karyawan toko memeriksa kualitas dari tuna segar yang berada di pasar ikan Tsukiji sebelum lelang Tahun Baru di Tokyo, Jepang, Selasa (5/1). Pada 2013, Kimura mendapatkan tuna sirip biru seberat 222 kg dengan harga Rp 17,3 miliar. (REUTERS/Toru Hanai)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan konsumsi ikan per keluarga Indonesia mencapai 54,5 kilogram (kg) setiap tahunnya. Target ini direncanakan tercapai pada 2019.

"Setiap tahun, konsumsi ikan untuk setiap keluarga ditargetkan sebanyak 54,5 kg pada 2019 mendatang," kata Direktur Pertanian Bappenas Sriyanti dihubungi dari Yogyakarta, Rabu 11 Januari 2017 seperti dilansir Antara.

Dia mengatakan, target tersebut meningkat 7,5 persen dibanding konsumsi ikan masyarakat pada 2014. Pada tahun tersebut, konsumsi ikan mencapai 38 kg per keluarga setiap tahunnya.

Pemerintah, kata dia, terus melakukan langkah-langkah peningkatan advokasi dan konsumsi makan ikan dengan beberapa cara.

Pertama, penguatan promosi, advokasi dan kampanye publik untuk konsumsi ikan dan produk olahan berbasis ikan. Melalui gerakan ekonomi kuliner rakyat kreatif dari hasil laut, bazar, lomba inovasi menu ikan, pengembangan pusat promosi dan pemasaran hasil perikanan.

Kedua, peningkatan peran serta berbagai pemangku kepentingan dalam upaya penggalakkan minta dan konsumsi makan ikan di masyarakat.

Ketiga, pengembangan sistem informasi produk perikanan dan harga ikan yang mudah diakses masyarakat.

Keempat, pemenuhan ketersediaan komoditas perikanan yang berkualitas, mudah dan terjangkau di masyarakat dalam rangka mendukung ketahanan pangan.

Kelima, dan melakukan diversifikasi konsumsi produk olahan perikanan.

"Dengan meningkatkan target konsumsi ikan pada masyarakat, maka semakin mempertegas arah kebijakan pemerintah yang ingin membekali gizi bagi masyarakat, berdasarkan kekayaan alam Indonesia," terang Sriyanti.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya