Sukses

Subway Indonesia Berkreasi dengan Ikan Pollock dan Saus Tartar, Kurang dari 300 Kalori

Ikan pollock tidak sefamiliar ikan dori atau tilapia, tapi teksturnya menjadi yang paling pas untuk dibuat fillet goreng yang menjadi menu baru Subway Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Subway Indonesia kembali menghadirkan kreasi menu terbaru. Menambah pilihan menu berbasis makanan laut, tim R&D kali ini menghadirkan menu bertajuk Captain Fish. 

Jenis protein yang digunakan terbilang tak biasa, yakni ikan pollock atau dikenal pula sebagai ikan batubara. Pilihan itu jatuh setelah mereka menguji rasa dari berbagai jenis ikan yang cocok untuk di-fillet dan dibaluri tepung.

"Kita ada beberapa pilihan, tilapia, dori, ikan satu lagi yang saya lupa, dan pollock. Pas cobain pakai tepung roti segala macam, ternyata cocoknya ikan pollock ini," kata Andika Indra Pratama, Marketing Communication Manager Subway, dalam peluncuran menu di Jakarta, Selasa, 14 Mei 2024.

Ikan laut jadi pilihan karena dari segi tekstur dan aroma lebih enak. Sementara, ikan air tawar memiliki tantangan soal rasa lantaran ada 'bau tanah' yang tidak disukai. Setelah uji coba, fillet ikan pollock tersebut ternyata pas dipadukan dengan saus tartar. Menurut Dika, biasa disapa, menu itu diklaim masih di bawah 300 kalori.

"Yang tinggi itu tartar sauce-nya, karena itu krim ada telurnya," ucapnya. Rasanya memang tak bikin eneg meski mengandung krim dan telur.

Menu tersebut membuat pelanggan memiliki varian lebih banyak untuk protein hewani dari laut. Pasalnya, restoran sandwich tersebut hanya memiliki menu tuna mayo yang tersedia sepanjang tahun. Sementara, Captain Fish hanya akan tersedia terbatas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bisa Dikombinasikan dengan Kentang

Captain Fish bisa disajikan dalam berbagai variasi, baik menggunakan roti atau tortilla, atau disantap seperti fish and chips dengan salad. Tersedia pula opsi menggunakan kentang potongan waffle yang lebih mengenyangkan untuk disantap.

Pilihan rotinya beragam, dari roti putih, roti bawang putih, hingga roti parmesan oregano. Saya memilih roti bawang putih sebagai pembungkus sandwich.

Potongan ikan fillet gorengnya cukup besar, memenuhi hampir semua ruang tengah sandwich. Ditambah semua sayur pelengkap, dari lettuce, bawang bombay, tomat, hingga acar mentimun, membuat makanan tersebut jadi melimpah.

Pastikan untuk membuka mulut lebar-lebar bila ingin merasakan semuanya dalam satu gigitan. Rasa ikan dan saus tartar yang gurih terasa sehat dengan sayuran segar dan saus tartar di dalam mulut. Menu tersebut dijual mulai Rp49 ribu.

"Menu ikan risikonya tinggi juga karena ada kemungkinan yang alergi. Jadi, selalu reminder (ke konsumen) alergi makanan laut atau enggak," kata Dika.

3 dari 4 halaman

Terbuka dengan Kreasi Menu Nusantara

Sementara itu, Leader Subway Indonesia Vasilis John Vasiliou menyatakan bahwa semua produk yang digunakan adalah produk segar yang didatangkan langsung dari perkebunan. Hal itu untuk memastikan produk yang dijual segar dan lebih sehat dibandingkan kompetitor lainnya.

Setelah Captain Fish, ia mengaku pihaknya sedang meracik menu baru yang terinspirasi dari makanan nusantara. Berhasil dengan menu se'i sapi khas Nusa Tengara Timur, kini mereka sedang meracik menu rendang yang bisa memenuhi selera banyak orang.

"Itu tidak mudah karena setiap orang punya preferensi sendiri soal rendang. Ada yang suka kering, ada yang agak basah, ada yang pedas gurih, ada yang seperti kari," kata Vasilis mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam membuat menu terinspirasi rendang.

Pihaknya ingin lebih banyak memperkenalkan cita rasa Asia kepada para konsumennya yang terkenal kaya bumbu. Itu berbeda dari lima menu utama yang harus ada di setiap gerai Subway seluruh dunia, yakni Italian BMT, steak and cheese, roast beef, chicken slice, dan spicy Italian.

"Kami memerlukan usulan. Kami suka rekomendasi dari konsumen," ia menambahkan.

 

4 dari 4 halaman

Indonesia Produksi Ikan Nila Salin

Beberapa waktu lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, Indonesia bisa memproduksi hingga 4 juta ton ikan nila salin dalam satu siklus panen. Hal ini karena Indonesia masih memiliki lahan sekitar 78 ribu hektare di sepanjang pantai utara (pantura) yang dapat dimanfaatkan sebagai tambak ikan nila salin.

Lahan ini sebelumnya adalah tambak udang yang sudah tidak beroperasi. Sejak program tidak berjalan, lahan tambak udang tersebut terkontaminasi, sehingga menjadi aset negara tanpa fungsi selama puluhan tahun. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah merevitalisasi tambak udang tersebut menjadi modeling budidaya ikan nila salin seluas 80 hektare di kawasan Karawang, Jawa Barat.

"Kita punya potensi 78 ribu hektar di pantura, untuk kemudian apabila dikerjakan maka kita akan mampu memproduksi ikan nila salin kurang lebih sekitar 4 juta ton satu siklus," kata Trenggono usai peresmian Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang, Jawa Barat, Rabu, 8 Mei 2024, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.

Berdasarkan data KKP, produksi budidaya ikan nila di Indonesia pada 2022 mencapai 1,35 juta ton atau berkontribusi sebesar 25,5 persen terhadap total produksi ikan hasil budidaya di luar rumput laut.  Dari total produksi ikan nila tersebut, sejumlah 86 persen atau 1,24 juta ton digunakan untuk memenuhi pasar domestik dan 38 ribu ton untuk memenuhi ekspor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini