Fitbit Kembali Akuisisi Startup Smartwatch

Kali ini, Fitbit mengakuisisi startup smartwatch asal Rumania yang dikenal kerap merilis produk kelas premium bernama Vektor

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 12 Jan 2017, 18:30 WIB
Fitbit

Liputan6.com, California - Fitbit dilaporkan telah menyelesaikan akuisisi sebuah perusahan rintisan (startup) smartwatch yang berbasis di Rumania, bernama Vektor. Uniknya, startup ini masih terbilang muda, baru berusia satu tahun.

Sama seperti saat membeli Pebble, Fitbit tak mengungkap nilai kesepakatan ini. Dikutip dari TechCrunch, Kamis (12/1/2017), Founder dan CTO Vektor Andrei Pitis menyebutkan bahwa akuisi yang dilakukan pada perusahaannya mencakup tim desain dan software platform.

Belum dapat dipastikan rencana Fitbit dengan akusisi ini, tapi diperkirakan perusahaan itu ingin menjangkau pasar smartwatch yang lebih premium. Sebab, Vektor dikenal sebagai perusahaan yang memiliki produk smartwatch papan atas. 

Di samping itu, dengan sumber daya yang dimiliki Vektor, bukan tak mungkin Fitbit akan sangat terbantu. Terbentuk dengan dana yang terbatas, perusahaan itu nyatanya bisa memproduksi perangkat apik ditambah integrasi software dan hardware yang tepat.

Salah satu yang menjadi keunggulan dari produksi Vektor adalah tampilan layar smartwatch yang mirip dengan jam sebenarnya. Selain itu, smartwatch Vektor menggunakan bahan stainless steel, kaca, dan fitur tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Setelah akuisisi ini, dipastikan tak akan ada lagi produk baru yang mengusung nama Vektor. Namun, pengguna yang sudah memiliki produk lawas Vektor tetap akan mendapatkan pembaruan software.

Untuk informasi, akuisisi ini sebenarnya terjadi tak lama setelah Fitbit meminang startup smartwatch lain, Pebble. Akusisi itu disebut-sebut menjadi langkah strategi perusahaan asal Amerika Serikat ini untuk memenangkan kompetisi dengan Apple Watch besutan Apple.

Lewat kesepakatan ini, Fitbit memperoleh aset software Pebble secara utuh. Meskipun tak disebut nilai akuisisinya, sebuah sumber sempat menguak nilai transaksi berkisar US$ 40 juta atau setara dengan Rp 531 miliar.

(Dam/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya