Gubernur BI Sempat Khawatir soal Isu Kenaikan Pajak Kendaraan

Gubernur BI Agus Martowardojo menuturkan jika pajak kendaraan naik maka akan berdampak ke inflasi.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 06 Jan 2017, 20:00 WIB
Gubernur BI, Agus Martowardojo (kiri) memberi keterangan saat pembukaan perdagangan saham 2017, Jakarta, (3/1). Sebelumnya perdagangan ditutup di level 5.296,71 poin, atau naik sebesar 15,32% dibanding penutupan 2015 lalu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Merebaknya isu kenaikan pajak kendaraan membuat masyarakat khawatir, tak terkecuali Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. Lantaran jika itu terjadi akan berdampak pada tekanan inflasi.

Namun, hal tersebut sudah diklarifikasi oleh pemerintah. Agus mengaku lega dengan keterangan tersebut.

"Kita juga mengikuti. Tidak, saya rasa tidak. Tadinya saya khawatir penyesuaian harga STNK itu nanti akan menekan inflasi, ternyata sudah diklarifikasi bukan pajak STNK yang naik saya tidak khawatir dengan itu," kata dia di Mahkamah Agung Jalan Merdeka Utara Jakarta, Jumat (6/1/2017).

Agus mengatakan, justru yang menjadi perhatian saat ini ialah pencabutan subsidi listrik untuk golongan 900 VA yang mampu. Bukan hanya listrik, pencabutan subsidi untuk gas juga menjadi penekan inflasi.

"Jadi 2017 harus waspada adalah terutama subsidi listrik akan dikurangi, harga elpiji. Kemudian BBM satu harga yang berdampak inflasi," ujar Agus.

Namun, Agus mengatakan risiko inflasi itu bisa diredam apabila gejolak harga pangan (volatile food) bisa dikendalikan. Agus yakin, target inflasi 4 plus minus 1 persen tahun 2017 bisa terpenuhi.

"Kita harapkan secara umum volatile food bisa dikendalikan sehingga kalau ada peningkatan di administered prices  bisa membuat inflasi sesuai target," tutur dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya