Kematian Ayah Dorong Bintang MU Bermain Bola

Pemain Manchester United ini sudah ditinggal sang ayah saat masih berusia 7 tahun.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 02 Des 2016, 21:00 WIB
Henrikh Mkhitaryan termotivasi bermain bola karena meninggalnya sang ayah(JON SUPER / AFP)

Liputan6.com, Manchester - Gelandang Manchester United (MU), Henrikh Mkhitaryan mengaku meninggalnya sang ayah adalah faktor yang mendorongnya untuk bermain bola. Mkhitaryan pun tak sungkan menjadikan ayahnya yang bernama Hamlet itu sebagai idola.

Jalan Mkhitaryan menjadi pemain sepak bola profesional memang berliku. Pemain kelahiran Yerevan, Armenia ini sudah harus ditinggal sang ayah saat masih berusia 7 tahun.

"Satu tahun setelah ayah saya meninggal, saya mulai bermain sepak bola. Dia seperti orang yang memotivasi saya. Dia idola saya. Saya katakan pada diri saya sendiri, saya harus berlari dan menendang bola sepertinya," ujar Mkhitaryan seperti dilansir the players tribune.

"Jika dia masih hidup, saya mungkin akan jadi pengacara atau dokter sekarang. Tapi, sekarang saya pemain bola," kata Mkhitaryan menambahkan.

Ayah Mkhitaryan, Hamlet adalah pemain bola di Liga Uni Soviet kala itu. Mkhitaryan mengatakan, sang ayah adalah striker yang cukup tajam.

"Majalah Soviet Soldier menganugerahkannya dengan gelar 'Kesatria Menyerang' pada tahun 1984," kata Mkhitaryan.

Mkhitaryan sendiri mengawali karier sepak bolanya di klub lokal Armenia, FC Pyunik. Di sana, Mkhitaryan bermain dari 1995 hingga 2009, dari tim akademi hingga tim utama.

Nama Mkhitaryan mulai diperbincangkan saat bermain bagi Shakhtar Donetsk di Liga Ukraina. Ia lalu pindah ke Borussia Dortmund dan kin membela MU.

Bagi Mkhitaryan, ini adalah mimpi yang jadi kenyataan. Dan ia pun mempersembahkan keberhasilannya bagi sang ayah.

"Jika ayah saya bisa melihat saya, saya pikir dia akan bangga. Saya selalu menjadikannya panutan dan bahkan ketika dia sudah tak ada, dia membantu saya mencapai tempat ini," ujar Mkhitaryan mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya