Saddam Hussein Miliki Penjara Rahasia di New York?

Jejak penyiksaan dan pembunuhan yang dilakukan pada era Saddam Hussein membekas di gedung perwakilan Irak di New York. Seperti apa?

oleh Khairisa Ferida diperbarui 13 Okt 2016, 14:15 WIB
Mantan penguasa Irak, Saddam Hussein (The Daily Beast)

Liputan6.com, New York - Kantor perwakilan Irak yang berada di wilayah elite, Upper East Side di dekat Central Park, New York, Amerika Serikat memiliki sejarah gelap. Di bawah rezim Saddam Hussein, ruang bawah tanah bangunan itu pernah dijadikan penjara sekaligus tempat penyiksaan.

Dikutip dari New York Post, Kamis (13/10/2016) ketika menjadi orang nomor satu di Irak pada 1979, Saddam memiliki 'ruang tahanan' mengerikan yang dibangun di dalam gedung lima lantai yang berada di jalan 14 East 79th. Bangunan itu berada tepat diseberang rumah mantan wali kota New York, Michael Bloomberg.

Informasi mengejutkan tersebut disampaikan oleh dua pejabat Irak yang menolak mengungkap identitas mereka.

Sejumlah kaki tangan Saddam yang dikenal sebagai agen Mukhabarat disebut sering memenjarakan warga Irak di penjara bawah tanah itu selama 15 hari atau bahkan lebih.

Tindakan tersebut dilakukan sebagai upaya agar keluarga mereka yang menjadi target pencarian segera kembali ke Irak dan bekerja sama dengan rezim.

Kantor perwakilan Irak di Amerika Serikat (New York Post)

"Penjara itu sebuah ruangan yang gelap. Pintu-pintunya begitu kuat sehingga tak seorang pun bisa menyelinap keluar. Siapapun yang berteriak tak akan terdengar," ujar salah seorang pejabat Irak yang membocorkan informasi ini.

Ruangan penjara itu mirip dengan kamar tahanan yang ada di seluruh kedutaan Irak di seluruh dunia termasuk di Eropa Timur dan negara-negara Arab di mana bukti penyiksaan terkuak.

"Beberapa taktik Gestapo--polisi rahasia--seperti yang dipraktikkan Mukhabarat melibatkan penggunaan kawat tembaga, selang karet, dan papan kayu. Mukhabarat juga tak segan mencabut kuku tahanan dan memukul mereka hingga babak belur," kata pejabat itu.

Dalam banyak kasus, para agen Mukhabarat akan membunuh para tahanan dan mengirimkan mereka kembali ke Irak dengan paket bebas bea masuk.

"Mereka hanya menempatkannya di sebuah kotak berlabel diplomatik dan langsung dapat dikirimkan. Karena bercap diplomatik maka tak seorang pun memiliki wewenang untuk memeriksa atau membukanya," jelas pejabat Irak yang menambahkan bahwa kekejaman pasukan rahasia Saddam ini juga terjadi di sejumlah negara di luar AS.

"Mukhabarat akan melakukan apa saja yang mereka butuhkan. Mereka luar biasa mengerikan."

Menurut mereka, bukti-bukti penganiayaan ada, namun telah disingkirkan ketika penyidik federal menyerbu kantor perwakilan Irak itu pasca-jatuhnya rezim Saddam pada 2003 lalu. 

"Para pejabat di AS masuk ke sana. Mereka mengambil tempat penyimpanan file dan komputer. Mereka juga masuk kepenjara bawah tanah, menghancurkanya menjadi ruang terbuka. Secara resmi, mereka mengendalikan Irak karena kami tidak memiliki sebuah pemerintahan. Perwakilan kembali beroperasi dalam waktu kurang lebih satu tahun," jelas pejabat kedua seraya menambahkan bahwa para agen Mukhabarat telah dikirim pulang ke Irak.

Nyaris selama empat dekade, Saddam mengubah Mukhabarat dari sebuah lembaga keamanan nasional menjadi kelompok mata-mata mengerikan. Mantan penguasa Irak itu disebut menempatkan sejumlah agen kepercayaannya di New York. Mereka mendirikan tiga ruang utama di bawah tanah.

Ruang pertama berfungsi sebagai kantor. Ruang kedua sebagai pusat komunikasi di mana mereka membangun sistem terenkripsi untuk mengirim pesan bolak balik ke Baghdad. Sementara ruang ketiga adalah ruang tahanan yang dilengkapi dengan pintu besi raksasa dengan sebatang baja berat yang melintang di antaranya.

Mereka semua membawa pistol semi-otomatis 9mm dan memiliki akses terhadap sejumlah senapan Kalashnikov. Demi menjaga kerahasiaan operasi mereka, Mukhabarat mengkamuflase bagian atap gedung lima lantai itu sehingga satelit dan angkatan udara AS tidak dapat 'mengintip' kegiatan mereka.

Tampak dalam kantor perwakilan Irak di Amerika Serikat (New York Post)

Rezim Saddam menggunakan data yang mereka miliki untuk membasmi semua warga yang dituduh sebagai pembangkang. Mereka akan menghubungi Mukhabarat di New York untuk melakukan beberapa pekerjaan kotor.

"Mukhabarat tidak akan tergesa-gesa. Mereka berbaring sembari menunggu layaknya seekor ular dan ketika target tiba, dia akan ditangkap dan dimasukkan ke dalam ruang tahanan," kata pejabat Irak itu.

Mereka kemudian akan menghubungi pihak keluarga dan mengatakan bahwa penahanan akan terus terjadi sampai 'target' aslinya menyerahkan diri kepada pemerintah di Irak.

"Saddam pernah berkata, "Jika jari saya sendiri mengkhianati saya, maka saya akan memotongnya"," kenang sang pejabat menggambarkan betapa pengkhianat tak ada ampun di tangan sang diktator.

Pada 2014 lalu, ruang bawah tanah di gedung perwakilan Irak itu diubah menjadi dapur. Total biaya renovasi terhadap bangunan itu kurang lebih US$ 120 ribu.

Di salah satu ruang utama, potret berbingkai milik Saddam tergantung di dinding. Namun tak ada wajah Saddam di sana.

"Kami memiliki foto Saddam yang dilukis di semua porselen di setiap toilet," canda salah seorang pejabat.

Sementara itu, perwakilan Irak di New York menolak berkomentar atas laporan ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya