2.200 Pelajar Korban Banjir Garut Butuh Perlengkapan Belajar

Sebanyak 15 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA rusak akibat diterjang banjir bandang Garut.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Sep 2016, 06:45 WIB
Petugas saat menyisir reruntuhan bangunan rumah akibat banjir bandang di Kampung Bojong Sudika, Cimacan, Garut, Jumat (23/9). Hingga saat ini tercatat 23 warga yang hilang akibat kejadian banjir bandang yang menimpa Kota Garut. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya meruntuhkan bangunan rumah dan infrastruktur pemerintahan, bencana banjir bandang di Kabupaten Garut menyisakan derita bagi para anak di wilayah tersebut.

Sebanyak 2.200 pelajar sekolah dasar dan menengah kesulitan untuk belajar dan kembali bersekolah. Itu karena buku dan perlengkapan belajar mereka ikut hanyut.

"Ada sekitar 2.200 anak yang menjadi korban terkena dampak banjir. Mereka membutuhkan perlengkapan sekolah," ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, di Garut, Minggu, 25 September 2016.

Ia menuturkan, seluruh anak yang terkena dampak banjir berasal dari 15 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA.

Memang, kata dia, pascabanjir, kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung karena banyak siswa yang seragam dan perlengkapan belajarnya hanyut terbawa arus banjir.

"Anak-anak tidak punya perlengkapan sekolah karena hanyut dan terendam air," ucap Totong seperti dilansir Antara.

Dia mengatakan para siswa membutuhkan bantuan berupa seragam sekolah, buku, tas, sepatu dan peralatan tulis untuk tingkat Paud, SD, SMP, dan SMA. "Mereka anak-anak sekolah korban banjir membutuhkan itu agar bisa sekolah," kata Totong.

Menurut dia, sekolah yang terdampak banjir rata-rata mengalami kerusakan fasilitas belajar mengajar seperti kursi, meja, lemari dan papan tulis, termasuk buku-buku di kelas maupun kantor rusak dan kotor.

"Ada yang perlengkapan sekolah rusak, bahkan pada hari pertama bencana sekolah diliburkan dulu," ucap Totong.

Bahkan, dia menambahkan, ada delapan sekolah yang peralatan di laboratorium komputer dan perpustakaannya rusak.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya