Kritik Prabowo ke Pemerintah: Keadaan Sekarang Tak Menggembirakan

Terlebih, Selasa 28 Juni 2016, KPK menangkap seorang anggota Komisi III DPR bernama I Putu Sudiartana. Prabowo Subianto pun angkat bicara

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 30 Jun 2016, 11:02 WIB
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat membacakan pidato politiknya di acara pelantikan pengurus pusat Partai Gerindra di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Rabu (8/4/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengkritisi kinerja pemerintah. Dia menyoroti dua hal yang paling menonjol di Tanah Air, yakni kasus korupsi dan perekonomian.

Dia prihatin dengan korupsi yang ada di seluruh lembaga negara. Anehnya, kata dia, sebagian elite negeri justru memilih pura-pura tidak tahu.

Terlebih, Selasa 28 Juni 2016, KPK menangkap seorang anggota Komisi III DPR bernama I Putu Sudiartana.

"Sendi-sendi kehidupan bangsa lembaga negara, institusi penting satu per satu tergoyahkan. Hal sudah jelas di depan mata tidak benar, tidak adil sebagian elit pura-pura tidak mau tahu, pura-pura tidak tahu ataupun pura-pura ingin mengelabui rakyat kita," ujar Prabowo di Balai Kartini, Jakarta, Rabu 29 Juni 2016.

Dia ingin Partai Gerindra tumbuh menjadi partai yang membawa solusi bagi segala permasalahan rakyat, bukan menjadi sumber kerusakan. "Kita juga tidak tinggal diam saja melihat ketidakadilan. Dan kalau kita lihat penindasan terhadap rakyat kecil Gerindra tidak boleh tinggal diam membela yang lemah," imbuh Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus itu ingin Gerindra mendapatkan kursi dengan cara yang baik. Tidak dengan cara melanggar aturan atau kecurangan, sebab itu awal mula korupsi.

"Kita tidak mau jadi partai mencari kursi, kursi kekuasan akan kita rebut dengan baik, terhormat, halal, demokratis konstitusional, dan kekuasaan kita gunakan sebesar-besarnya untuk rakyat seluruhnya," tegas Prabowo.

Sementara, dia menilai perekonomian Tanah Air terus turun. Saat ini, para pimpinan negeri hanya bisa berjanji, tapi tak punya uang untuk membangun.

"Boleh para pimpinan para tokoh politik, boleh berdiri dan terus berjanji akan ini, akan itu artinya itu bukan program aksi tapi program akan, itu bukan pemimpin tetapi itu adalah pejuang akan, akan ini akan itu, tapi uangnya enggak ada," ujar Prabowo.

Dia pun menyindir pemerintah yang tak kunjung bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Pemerintah malah terpaksa memotong anggaran di seluruh kementerian/lembaga. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan anggaran, Pemerintah mengandalkan hasil pemasukan dari penerapan UU Tax Amnesty.

"Kita harus mengerti keadaan yang kita alami sekarang bangsa kita, bukan keadaan yang menggembirakan, kita lihat cita-cita yang baik, keberhasilan yang baik dari segi undang-undang ini baru langkah sedikit," kata Prabowo Subianto.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya