Wakil Wali Kota: Pelajar Makassar Diharamkan Rayakan Valentine

Perayaan Valentine sangat tidak sesuai dengan karakter budaya bangsa Indonesia, terutama filosofi masyarakat Makassar.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 08 Feb 2016, 06:00 WIB
Aksi menolak peringatan Hari Valentine saat Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (8/2/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Makassar - Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal mengimbau agar semua pelajar di Kota Makassar tidak merayakan Valentine Day. Karena kegiatan tersebut, menurut Syamsu tidak jelas makna dan manfaatnya.

"Pak Kadis Pendidikan sudah laporkan ke saya soal Valentine. Dan hal ini memang tidak sesuai dengan karakter budaya kita," ujar wakil kepala daerah yang akrab disapa Daeng Ichal ini pada Liputan6.com Minggu (7/2/2016).

Daeng Ichal juga menegaskan, kotanya terlarang bagi para pelajar yang ingin merayakan Hari Kasih Sayang itu.

"Tujuan pelarangan ini agar kita semua selamat dari suasana yang membuat perilaku pelajar yang sudah semakin menyimpang. Haram rayakan Valentine bagi pelajar Makassar," papar dia.


Menurut Daeng Ichal, Valentine Day bukan budaya asli bangsa ini. Karena itu tidak perlu untuk diikuti. Sebab Indonesia kaya dengan nilai luhur bangsanya.

"Apalagi kita sebagai putra Sulawesi Selatan yang kaya akan prinsip dan filosofi hidup. Karena itu kita sangat berharap tidak perlu lagi ada perayaan Valentine di Makassar, karena itu sama halnya dengan merayakan hal yang sia-sia," Daeng Ichal menandaskan.

Sementara salah satu guru SMP Negeri 18 Makassar, Sophian mengaku, pihaknya sudah jauh hari telah mengingatkan siswanya untuk tidak menggelar perayaan Valentine Day.

"Pokoknya baik di luar sekolah, apalagi di dalam sekolah. Valentine Day ini sangat berbahaya bagi generasi kita ke depan," ucap dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya