Masyarakat Bakal Jadi Korban Jika Harga BBM Diturunkan

Ketika harga BBM turun tidak diikuti dengan penurunan harga bahan pokok dan biaya transportasi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Jan 2016, 15:00 WIB
Petugas mengisi bahan bakar jenis Premium di SPBU Cikini, Jakarta, Kamis (24/12). Jelang awal tahun 2016, Pemerintah memutuskan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan, penurunan harga minyak dunia menjadi dilema, karena menyangkut harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Jika harga BBM diturunkan akan mengorbankan masyarakat.

Sudirman mengatakan, ‎dilema yang diciptakan dari harga minyak dunia yang merosot adalah saat ini harga BBM sudah tidak lagi disubsidi. Artinya mengikuti harga minyak dunia. Namun, harga harus tetap dijaga agar kondisi perekonomian tetap stabil.

"Pandangan soal harga minyak yang mengarah ke kepentingan masyarakat paling bawah, kita punya dilema paling sulit," kata Sudirman, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/1/2016).

Sudirman menuturkan, jika harga BBM turun masyarakat akan menjadi korban. Lantaran, penurunan harga BBM tidak disertai dengan penurunan harga bahan pokok dan transportasi‎.

Di sisi lain jika harga BBM kembali naik karena harga minyak dunia naik, harga bahan pokok dan transportasi mengikuti kenaikan tersebut.

"Tapi kalau turun terlalu dalam, nanti yang dikorbankan masyarakat kecil. Karena ketika harga turun, harga bahan pokok dan transportasi, tidak turun semua. Kalau turun terlalu dalam, kasihan masyarakat bawah ketika terjadi kenaikan," ujar Sudirman.

Sudirman mengatakan, saat ini pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak dunia dan berencana menetapkan harga batas atas dan bawah sebagai acuan untuk perubahan harga BBM. "Apakah kita ikuti terus pada posisi terendah, atau kita buat bantalan dengan batas atas dan batas bawah‎," ujar Sudirman. (Pew/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya