Penusukan di Kereta Bawah Tanah, Terorisme Landa London?

Salah satu korban terluka parah namun tidak membahayakan jiwa, sementara dua lainnya dilaporkan terluka ringan.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 06 Des 2015, 12:10 WIB
Penusukan di Kereta Bawah Tanah London: Insiden Terorisme

Liputan6.com, London - Sebuah insiden penusukan terjadi di stasiun Tube atau kereta bawah tanah Inggris pada Minggu (6/12/2015). Aparat Inggris menyebut tindakan itu sebagai insiden terorisme.

Polisi London mendapat panggilan darurat di stasiun Leytonstone pada pukul 19.00 waktu setempat. Mereka lalu membekuk seorang pria yang telah melukai 3 orang penumpang dengan tembakan kejut.

Salah satu korban terluka parah namun tidak membahayakan jiwa, sementara dua lainnya dilaporkan terluka ringan.

Detektif Anti Terorisme kini berada di lokasi untuk menyelidiki insiden itu. Polisi juga mengatakan bahwa pria itu juga mengancam sejumlah orang dengan pisaunya.

Salah satu saksi mata kepada BBC mengatakan seorang pria mengacung-acungkan pisau sepanjang 7,5 sentimeter. Ia berdiri di samping seorang pria yang pingsan terluka akibat penusukan itu. Para penumpang kereta segera berhamburan keluar dari stasiun.

Polisi datang 5 menit kemudian dan si pelaku ditangkap tak lama setelah mereka tiba.

"Kami memperlakukan insiden ini sebagai aksi terorisme. Saya minta masyarakat untuk tenang, namun tetap waspada," kata Komandan Richard Walton, pemimpin unit anti-teror polisi metropolitan London.

"Ancaman terorisme terhadap kita masih tinggi, jadi kapan pun bisa terjadi," ujarnya lagi.

"Siapapun yang berhasil merekam insiden ini, harap segera melapor pada kami," tutur Walton.

Saksi mata Michael Garcia mengatatakan bahwa ia sedang memasuki stasiun bawah tanah saat melihat orang-orang berlari keluar. "Saya sadar sesuatu telah terjadi," kata Garcia.

Lalu ia melihat seorang pria tersungkur dan pelaku berdiri di sampingnya. "Pria, dewasa, tersungkur dan pelaku berdiri di sampingnya mengacung-acungkan pisau panjang.... seperti pisau hobi bukan pisau dapur," ujarnya..

"Pisau itu tipis, tapi cukup panjang. Dia lalu dia berteriak 'pergi... lari semua...' kepada orang-orang. Dia lalu mondar-mandir mengitari korban," rinci Garcia.

Akibat insiden itu bebarapa rute kereta bawah tanah mengalami perubahan.

Insiden ini terjadi tak beberapa lama Inggris turut serta memerangi terorisme di Suriah bersama Prancis dan AS. Banyak publik tak setuju dengan tindakan itu.

Sebelumnya dikatakan oleh pejabat intelijen senior kepada CNN bahwa Downing Street No 10 akan mendapatkan konsekuensi akibat turut dalam serangan udara itu. Intelijen Inggris mengaku telah mengantongi informasi terkait potensi aksi terorisme.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya