Menhan: Jokowi Tolak Beli Heli Baru, Ya Tidak Apa

Usulan pembelian helikopter Agusta Westland AW-101 buatan Italia itu sebelumnya diajukan oleh TNI Angkatan Udara (AU).

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Des 2015, 14:51 WIB
Menteri Pertahanan Jenderal TNI Purnawirawan Ryamizard Ryacudu (tengah) memberikan sejumlah keterangan pada awak media usai penyematan brevet dan baret kehormatan di Kesatrian Marinir, Cilandak, Jakarta (9/12/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi resmi menolak usulan pembelian helikopter kepresidenan baru. Usulan pembelian helikopter Agusta Westland AW-101 buatan Italia itu sebelumnya diajukan oleh TNI Angkatan Udara (AU).

Terkait penolakan usulan tersebut, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu angkat bicara. Dia menyatakan penolakan itu adalah hak presiden.

"Pilihan Presiden terserah. Dia enggak mau, ya enggak apa-apa," kata Ryamizard di kantornya, Jakarta, Jumat (4/12/2015).

"Yang dipilih Presiden itu semua baik, kok," kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjelaskan penolakan tersebut lantaran helikopter Super Puma yang biasa digunakan oleh Jokowi dianggap masih layak terbang. ‎

"Dengan mempertimbangkan dan mendengarkan masukan, Presiden memutuskan untuk tidak menyetujui pembelian Helikopter Agusta Westland AW-101‎," ujar Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung pada Kamis, 3 Desember 2015.

Pramono memaparkan alasan pertama penolakan karena Presiden beranggapan heli yang ada saat ini masih bisa digunakan dengan nyaman.

Selain pertimbangan tersebut, pembelian helikopter Italia itu juga dinilai terlalu mahal. Bila dipaksakan, dikhawatirkan akan menambah beban keuangan negara.**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya