Liputan6.com, Jakarta - Seorang ilmuwan komputer di Inggris telah menciptakan jenis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan baru yang mampu melompat ke level Master Internasional dalam permainan catur. Hebatnya, kecerdasan buatan ini sanggup melakukannya hanya setelah 'belajar' selama 72 jam.
Komputer yang bermain catur memang bukanlah hal baru. Sebelumnya, Deep Blue yang dirancang oleh IBM telah mencetak kemenangan pertama bagi kecerdasan buatan melampaui juara dunia manusia dengan mengalahkan Garry Kasparov pada tahun 1997.
Nah, kecerdasan buatan baru yang dijuluki Giraffe ini mampu 'berpikir' secara intuitif saat sedang berfungsi, dengan menggunakan strategi 'ekstraksi fitur otomatis dan pengenalan pola' yang memberikan kebebasan lebih besar. Pendekatan jaringan saraf ini beradaptasi dari waktu ke waktu dan meniru otak manusia. Demikian informasi yang dikutip dari Science Alert, Sabtu (26/09/2015).
Pada dasarnya, program catur modern menggunakan 'brute force' untuk mengalahkan pemain manusia. Sebaliknya, Giraffe yang dikembangkan Matthew Lai dari University College London mampu menilai keadaan papan catur terkini, sehingga waktu 'belajar' pun dipercepat. Berdasarkan pengujiannya, Lai mengatakan bahwa Giraffe melakukan perannya "cukup baik".
Lai mengungkapkan, "Giraffe adalah mesin catur yang 'bermain sendiri' untuk menemukan semua pengetahuan spesifik berdasarkan ranahnya, dengan pengetahuan minimal yang diberikan oleh sang programmer."
Dengan demikian, lanjut Lai, Giraffe mampu mempersempit jumlah gerakan potensial yang perlu ditelusuri dan mengejar yang paling menjanjikan, kemudian menyingkirkan sisanya. Itulah bagaimana pendekatan yang dilakukan pemain catur manusia, sehingga Giraffe dapat membantu menunjukkan jalan menuju kecerdasan buatan yang bekerja lebih mirip seperti yang dilakukan otak manusia.
Gerakan Giraffe terdiri dari tiga tahap. Pertama, Giraffe memeriksa giliran siapakah itu dan bidak-bidak catur mana yang tersedia. Maka, Giraffe pun menilai keadaan papan catur, dan mencari tahu letak bidak-bidak catur tersebut. Kemudian, Giraffe mempertimbangkan kemungkinan gerakan-gerakan bidaknya yang dapat dibuat.
Tahap ini masih bergantung pada jutaan skenario yang telah diprogram sebelumnya, tetapi gerakan-gerakan tersebut itu dicoba dan diuji olehnya sendiri. Akibatnya, Giraffe mempelajari gerakan bidak mana yang perlu diambil dan gerakan bidak mana yang tidak, dengan cara seperti yang dilakukan pemain catur manusia.
(why/dew)
AI Ini Bisa Kalahkan Siapa Pun di Permainan Catur
Artificial intelligence (AI) ini bisa mengalahkan siapa pun dalam permainan catur. Bagaimana caranya?
diperbarui 26 Sep 2015, 08:15 WIBIlustrasi Catur. Ilustrasi: Getty Images
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Live Report Piala Asia U-23 2024 Timnas Indonesia vs Uzbekistan: Siapa Lolos ke Final?
Tarot Cinta: Ikuti Suara Hati
Link Live Streaming Piala Asia U-23 2024 Indonesia vs Uzbekistan, Sebentar Lagi Tanding di Stadion Abdullah bin Khalifa
Bootcamp Apresiasi Kreasi Indonesia 2024 Dimulai, Bekasi dan Serang Jadi Dua Kota Pertama
Miliarder Sukanto Tanoto Mau Investasi di IKN, Pemerintah Bakal Gelar Karpet Merah
Perempuan Diciptakan dari Tulang Rusuk Laki-Laki, Benarkah? Simak Penjelasan KH Quraish Shihab
Jokowi Gelar Nobar Piala Asia U-23 2024 Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Istana, Menteri hingga Relawan Hadir
Kata PGI Usai Panglima TNI Ubah Penyebutan KKB dan KST Papua Jadi OPM
Judika Optimis dengan Kekuatan Garuda Muda, Prediksi Indonesa Menang 2-1 Atas Uzbekistan
Puluhan Warga di Sukabumi Keracunan Makanan Acara Pernikahan, 2 Korban dalam Kondisi Hamil
Cara Bethsaida Hospital Gading Serpong Hadapi Era Digital, Upgrade Fasilitas dan Peralatan Medis
Ekspor Batik Indonesia Capai Rp 283 Miliar di 2023, Saatnya Masuk Pasar Digital?