Tersandung Korupsi, Warga Tuntut Presiden Guatemala Mundur

Ribuan warga berunjuk rasa menuntut mundur Presiden Otto Perez di depan Istana Nasional Guatemala City, Kamis (27/8/2015). Aksi ini dilakukan setelah Presiden Perez menolak mundur usai dituding terlibat skandal korupsi bea cukai. (REUTERS/Jose Cabezas)

oleh Arny Christika Putri diperbarui 28 Agu 2015, 15:45 WIB
20150827-Tersandung Korupsi, Warga Tuntut Presiden Guatemala Mundur
Ribuan warga berunjuk rasa menuntut mundur Presiden Otto Perez di depan Istana Nasional Guatemala City, Kamis (27/8/2015). Aksi ini dilakukan setelah Presiden Perez menolak mundur usai dituding terlibat skandal korupsi bea cukai. (REUTERS/Jose Cabezas)
Ribuan warga berunjuk rasa menuntut mundur Presiden Otto Perez di depan Istana Nasional Guatemala City, Kamis (27/8/2015). Aksi ini dilakukan setelah Presiden Perez menolak mundur usai dituding terlibat skandal korupsi bea cukai. (REUTERS/Jose Cabezas)
Seorang mahasiswa ikut berunjuk rasa menuntut mundur Presiden Otto Perez di Guatemala City, Kamis (27/8/2015). Aksi ini dilakukan setelah Presiden Perez menolak mundur usai dituding terlibat skandal korupsi bea cukai. (REUTERS/Jose Cabezas)
Mahasiswa membentangkan spanduk saat aksi unjuk rasa menuntut mundur Presiden Otto Perez di Guatemala City, Kamis (27/8/2015). Aksi ini dilakukan setelah Presiden Perez menolak mundur usai dituding terlibat skandal korupsi bea cukai.(REUTERS/Jose Cabezas)
Seorang pria memegang poster saat unjuk rasa menuntut mundur Presiden Otto Perez di Guatemala City, Kamis (27/8/2015). Aksi ini dilakukan setelah Presiden Perez menolak mundur usai dituding terlibat skandal korupsi bea cukai. ( REUTERS/Jorge Dan Lopez)
Ribuan warga berunjuk rasa menuntut mundur Presiden Otto Perez di pusat kota Guatemala City, Kamis (27/8/2015). Aksi ini dilakukan setelah Presiden Perez menolak mundur usai dituding terlibat skandal korupsi bea cukai. ( REUTERS/Jorge Dan Lopez)
Ribuan warga berunjuk rasa menuntut mundur Presiden Otto Perez di depan Istana Nasional Guatemala City, Kamis (27/8/2015). Aksi ini dilakukan setelah Presiden Perez menolak mundur usai dituding terlibat skandal korupsi bea cukai. (REUTERS/Jose Cabezas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya