4 Jurnalis Tewas Tragis Saat Bertugas

Bukan kali ini saja jurnalis menjadi korban berujung hilangnya nyawa. Berikut kisahnya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 27 Agu 2015, 18:31 WIB
Ilustrasi jurnalis. (Dreamstimes)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini publik digegerkan dengan kasus penembakan 2 jurnalis AS saat tengah siaran langsung di stasiun televisi di kota kecil Virginia. Adegan tragis itu disaksikan oleh banyak orang, karena sedang dalam tayangan berita wawancara pagi WDBJ7.

Jika ditelusuri, bukan kali ini saja jurnalis kehilangan nyawa saat bertugas. Sebelumnya, 3 orang pemburu berita juga meregang nyawa secara tragis saat melaksanakan tugas liputan.

Berikut 4 kisah tragis kematian jurnalis tersebut, yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber:

2 dari 5 halaman

1. Alison Parker dan juru kamera Adam Ward dari WDBJ7

Dua jurnalis di salah satu stasiun televisi di Virginia, AS, tewas ditembak orang tidak dikenal, Rabu (26/8) pagi waktu setempat. Tersangka penembakan adalah Vester Flanagan, mantan reporter di WDJB yang dipecat sekitar satu tahun. (REUTERS/WDBJ7)

Kisah kematian 2 jurnalis AS, Alison Parker dan juru kamera Adam Ward menjadi yang terhangat. Mereka meregang nyawa pada Rabu 26 Agustus 2015.

Saat itu, keduanya tengah mewawancarai Vicki Gardner dari Kamar Dagang Industri Wilayah Smith Mountain Lake. Saat itu, si penembak yang diidentifikasi eks karyawan di tempat mereka berkerja, menodongkan senjata dan menghujani keduanya dengan peluru.

Si pelaku ternyata telah merencanakan perbuatannya, dipicu oleh tindakan rasisme yang diterima saat bekerja. Informasi itu terkuak dari dokumen 23 lembar yang dikirimnya kepada ABC News.

Kisah selengkapnya di sini.


3 dari 5 halaman

2. Jurnalis AS James Foley

James Foley, wartawan AS yang disebut-sebut telah dipenggal kelompok ISIS. (FreeJamesFoley.org))

Jurnalis Amerika Serikat ini dipenggal kepalanya oleh kelompok ISIS. James Foley mungkin sudah berfirasat maut akan menjemputnya, atau pesimistis tak ada kemungkinan baginya dibebaskan.

Untuk itu, ia menyempatkan diri untuk membuat pesan terakhir bagi keluarganya. Pesan terakhir jurnalis AS itu pun diposting di halaman Facebook 'Free James Foley' pada Minggu, 24 Agustus 2014.

Seperti dimuat media Telegraph, Senin 25 Agustus 2014. Bukan tulisan tangan atau pesan elektronik dari Foley, melainkan pesan lisan yang dihapalkan rekannya. Lalu diterjemahkan ke dalam bahasa tulisan oleh keluarganya.

ISIS mengklaim menangkap James Foley di Suriah pada akhir 2012 lalu. Setelah ditahan, pada 20 Agustus 2014 beredar video pemenggalannya.

Kisah selengkapnya di sini:
 

4 dari 5 halaman

3. Jurnalis Jepang Kenji Goto

Rinko Jogo pedih mendapati akhir tragis hidup suaminya yang dipenggal ISIS, Kenji Goto.

Jurnalis Jepang Kenji Goto kini sudah tiada, ia dipenggal algojo ISIS. Tapi namanya tak akan terlupakan bagi warga Negeri Sakura. Video pemenggalan Kenji Goto beredar pada Sabtu 31 Januari 2015.

Dia dikenang sebagai sosok pahlawan karena berani menyelamatkan warga lain yang disandera ISIS, hingga membuatnya turut masuk lingkaran tahanan kelompok ekstremis tersebut.

Sebuah pesan positif nan mengharukan dari Kenji Goto beredar baru-baru ini di Twitter. Pesan tersebut juga mengekspresikan rasa toleransinya dengan warga di Timur Tengah.

Kisah selengkapnya di sini:

 

5 dari 5 halaman

4. Jurnalis Suriah Yara Abbas

Bukan kali ini saja jurnalis menjadi korban berujung hilangnya nyawa. Berikut kisahnya.

Perang saudara Suriah juga juga menewaskan seorang reporter wanita, Yara Abbas, dari stasiun televisi pro-pemerintah Suriah al-Ekhbaria TV.

Seperti dilansir Al-Jazeera, Senin 27 Mei 2013, kejadian bermula saat Yara bersama juru kamera dan sopir hendak menuju Ibukota Damaskus dari Kota al-Qussair. Namun tiba-tiba mereka disergap kelompok pemberontak.

Pembunuhan pun terjadi. Badan Hak Asasi Manusia melaporkan, Yara tewas tertembak sniper di dekat Bandara Dabaa, al-Qussair Utara. Namun tidak dijelaskan detail kondisinya.

Menurut lansiran Xinhua, sekitar 150 wartawan tewas sejak pertempuran pemerintah dan oposisi Suriah dimulai pada Maret 2011. Stasiun TV Pemerintah Suriah Al-Thawra melaporkan, sejauh ini ada 9 orang jurnalis dan 23 kru reporter yang tewas.

Kisah selengkapnya di sini.

(Tnt/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya