Akbar Faizal: Sabar, Akan Ada Reshuffle Jilid II

Akbar mengatakan, Jokowi sadar bahwa perombakan yang dilakukan kemarin belum cukup untuk memperbaiki kinerja kabinetnya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Agu 2015, 23:14 WIB
Ketua DPP Partai Nasdem Akbar Faisal. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi terus berusaha menggagas visi besarnya yang didengungkan pada kampanye Pemilu kepada para menteri di Kabinet Kerja. Visi Presiden Jokowi yang dikenal dengan sebutan Nawa Cita itu memang terkesan masih mandek dan belum berjalan maksimal. Hal ini pun memunculkan spekulasi bahwa Jokowi akan merombak kabinetnya lagi.

Ketua DPP Partai Nasdem Akbar Faizal pun mengamini hal tersebut. Menurut dia, Jokowi sadar bahwa perombakan yang dilakukan kemarin belum cukup untuk memperbaiki kinerja kabinetnya.

"Kalau ada yang tanya kenapa menteri ini tidak diganti, yang itu tidak diganti. Saya katakan sabar, setahu saya akan ada (reshuffle) jilid II," ujar Akbar di bilangan Cikini, Jakarta, Sabtu (22/8/2015).

Meski mengatakan akan ada reshuffle jilid II, aggota Komisi III DPR itu menyatakan tidak mengetahui kapan hal itu terjadi. Dia hanya memperkirakan sebelum tahun berganti presiden sudah mengambil keputusan.

Walaupun demikian, pria yang pernah bergabung dengan Partai Hanura besutan Wiranto itu membeberkan syarat-syarat menteri yang akan kena reshuffle, tanpa menyebutkan namanya.

"Menteri-menteri teknis yang tidak bisa menerjemahkan Nawa Cita," ungkap dia.

Masih kata Akbar, dirinya secara pribadi mendukung adanya reshuffle jilid II jika memang Jokowi menghendaki dan menyadari banyak menteri yang sebenarnya sudah melenceng dan tidak sejalan dengan visi misi yang dicanangkan dirinya maupun Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Sebagai bagian dari parpol pendukung pemerintahan, dia pun mengatakan ada beberapa Kementerian yang menurut dia selalu bikin gemas dan geram, terkait menerapkan suatu kebijakan, khususnya yang menyangkut hajat orang banyak.

"Walaupun saya bagian dari pemerintahan, tapi saya harus akui ada kementerian yang memang menggemaskan," tutup Akbar. (Ado/Ali)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya