Dikecam Sana-sini, Uber Malah Jadi Startup Paling Berharga

Uber kini menjadi perusahaan dengan nilai sebesar US$ 51 miliar, atau setara dengan Rp 688 triliun.

oleh Adhi Maulana diperbarui 03 Agu 2015, 14:08 WIB
Sopir taksi Perancis, yang mogok, memblokir lalu lintas di jalan lingkar Paris selama protes terhadap mobil layanan Uber, Perancis, Kamis (25/6/2015). Para supir memprotes layanan Online taksi Uber. (REUTERS/Charles Platiau)

Liputan6.com, Jakarta - Kontroversi yang terus mengiringi sepak terjang Uber nyatanya tak berpengaruh pada pertumbuhan bisnis mereka.

Terkini, layanan transportasi roda empat berbasis aplikasi itu dilaporkan malah sukses menjadi startup paling bernilai di dunia setelah mendapatkan guyuran investasi sebesar US$ 1 miliar. Kondisi ini menjadikan Uber sebagai perusahaan dengan nilai sebesar US$ 51 miliar, atau setara dengan Rp 688 triliun.

Menurut yang dilansir laman Wall Street Journall, Microsoft dan Bennett Coleman & Co's Times Internet (The Times Group) termasuk ke dalam pihak-pihak yang turut menyumbang di babak investasi baru ini.

Namun begitu, pihak Uber sendiri tidak mau mengungkapkan secara gamblang siapa-siapa saja investor anyar mereka. Juru bicara Uber, Kristin Carvell, dalam pernyataan resminya menyatakan, "Kami memang mengajukan babak pendanaan baru ini lebih dari dua bulan lalu. Selain itu, kami tidak mengomentari spekulasi tambahan."

Sementara berdasarkan laporan yang dikutip dari laman Reuters, Senin (8/3/2015), Uber kini resmi menjadi startup paling berharga di dunia menggeser posisi Xiaomi. Produsen smartphone asal China itu kini berada di posisi kedua dengan nilai US$ 46 miliar. Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh Airbnb dengan kisaran nilai US$ 25 miliar.

Uber sendiri saat ini beroperasi di 57 negara di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Akan tetapi, eksistensi Uber di sejumlah negara menjadi kontroversi dan mengundang kecaman dari para penyedia jasa layanan taksi reguler.

Di Jakarta, Pemkot DKI Jakarta beserta Organda pun melarang peredaran Uber. Sementara, di Paris dan Meksiko, keberadaan Uber malah sampai menyulut aksi kerusuhan masa yang cukup mengkhawatirkan.

(dhi/isk)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya