CEO Microsoft Nyerah Kembangkan Windows Phone

Kala menguasai Nokia, Microsoft menjadi produsen terbesar smartphone berbasis Windows Phone.

oleh Adhi Maulana diperbarui 09 Jul 2015, 14:11 WIB
Dalam berkas tuntutan, disebutkan bahwa Samsung telah menunggak hutang royalti sebesar US$ 6,9 juta atau setara dengan Rp 84 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Pasca pemangkasan 7.888 karyawan yang di lakukan Microsoft. Sang CEO, Satya Nadella, telah merilis surat resmi internal bagi para karyawannya.

Di dalam surat itu Nadella menyatakan bahwa kini perusahaan tidak lagi berfokus pada lini bisnis ponsel secara mandiri. Ia juga menuliskan, "Kami mengumumkan restrukturisasi fundamental di bisnis telepon. Akibatnya, perusahaan akan terkena dampak biaya penurunan aset sekitar US$ 7,6 miliar terkait dengan akusisi bisnis Nokia Devices." 

Nampak jelas bahwa kini Microsoft sudah menyerah terhadap Windows Phone. Sebab, kala menguasai Nokia, Microsoft menjadi produsen terbesar smartphone berbasis Windows Phone.

Beberapa produsen lain seperti Samsung, LG dan HTC memang sempat mencoba peruntungan. Namun sayang, produk-produk Windows Phone mereka gagal di pasaran.

Bukti lainnya, menurut data terkini, sistem operasi Windows Phone masih terus terjebak di kisaran 3% pangsa pasar smartphone dunia. Jauh di bawah Android dan iOS.

(dhi/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya