Ekonomi RI Melambat, Konsumsi Gas Turun 10%

Konsumsi gas dari sektor industri seperti konstruksi terutama semen dan bahan bangunan cenderung menurun.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 29 Jun 2015, 21:00 WIB
Jaringan pipa gas di Rusun Marunda ini merupakan tahap awal pengoperasian jaringan gas di rusun Jabotabek, Jakarta, (25/9/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Banjarmasin - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menyatakan mendapat imbas langsung dari perlambatan ekonomi Indonesia. Hal itu lantaran konsumsi gas turun 10 persen.

Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Hendi Prio Santoso mengatakan, penurunan konsumsi gas didominasi oleh konsumsi sektor industri. Saat ini penyerapan gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk mewakili serapan 80 persen gas nasional.

"10 persen itu  indikator dari  22 segmen yang memakai gas termasuk dari sektor kelistrikan. Segmen terbesar mengalami penurunan konsumen gas. Paling signifikan sektor industri yang terkait dengan konstruksi, baik bahan bangunan, semen dan lain-lain," kata dia di Banjarmasin, Senin (29/6/2015).

Kondisi penyerapan gas tersebut sangat mengkhawatirkan, apalagi Indonesia juga masih tergantung  minyak terutama dari impor. "Penyerapan dan pemanfaatan gas bumi dalam level memprihatikan ironisnya hampir tiap hari 1 juta barel lebih impor minyak dan turunan minyak yang siap konsumsi. Padahal Indonesia produksi kira-kira tiap harinya  1,2 juta barel," tambahnya.

Hendi menuturkan cadangan minyak terakhir hanya mencapai 10 tahun. Berbeda dengan cadangan sumber gas yang diperkirakan mencapai 41 tahun lagi.
Dia bilang, paling tidak dengan pemanfaatan gas maka akan mengurangi ketergantungan minyak dan menjadi bahan bakar transisi yang baik untuk bahan bakar alternatif.

"Paling tidak geothermal, angin lebih berperan dalam diversifikasi energi. Sayangnya terkendala penyerapan gas tata niaga dan tata kelola yang buruk," tandas dia. (Amd/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya