Sofyan Djalil Yakin Proyek 35 Ribu MW Tuntas di Era Jokowi

Menko Perekonomian Sofyan Djalil optimistis proyek pembangkit listrik 35 ribu MW selesai dibangun dalam lima tahun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Mar 2015, 20:40 WIB
Citizen6, Tangerang: Gardu Induk Lontar ke Gardu Induk Tangerang Baru yang menyalurkan tenaga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Banten 3 x 315 MW dan mampu memasok listrik sekitar 300 MW ke daerah Jakarta. (Pengirim: Agus Trimukti)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil masih optimistis program pembangunan pembangkit listrik dengan total kapasitas 35 ribu megawatt (MW) tercapai.

Sofyan mengatakan, sampai saat ini proyek tersebut masih berjalan sehingga program kelistrikan tersebut akan tetap tercapai sesuai target yaitu lima tahun.

"Sejauh ini cukup menggembirakan, artinya target itu kelihatannya oke," kata Sofyan, di Kantor Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (17/3/2015).

Sofyan mengungkapkan, saat ini sedang direncanakan membangun pembangkit listrik 7.000 MW, sedangkan yang lainnya sedang masih dalam tahap negosiasi. Pembangkit tersebut akan mendorong pencapaian target 35 ribu MW.

" Rasanya dalam proses pembangunan sudah 7.000 MW, sedang dalam tender dan negosiasi masih banyak," tuturnya.

Menurut Sofyan, dalam pembangunan pembangkit program kelistrikan 35 ribu MW, Presiden Joko Widodo menekankan penggunaan kandungan lokal.

"Petunjuk presiden tentang bagaimana lokal konten, jangan sampai bisa bangun cepat tetapi pada akhirnya produk asing semua," ungkapnya.

Selain itu, bauran energi juga ditekankan dalam pembangunan pembangkit. Sehingga tidak bertumpu pada satu sumber energi saja.

"Dan energi mix, berapa yang dipakai dari air, batubara, gas, geothermal, pakai angin, supaya energi juga dijaga," lanjutnya.

Terkait dengan porsi mayoritas pembangunan yaitu 25 ribu MW diserahkan ke swasta, hal tersebut dinilai Sofyan baik, karena dapat meringankan negara.

"Semakin banyak sumber negara, semakin bagus, kita tidak tergantung pada sebuah negara tertentu saja," pungkasnya. (Pew/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya