Rilis Data Makro Ekonomi Beri Tenaga ke Rupiah

Nilai tukar rupiah dibuka menguat ke level 12.708 per dolar Amerika Serikat pada awal pekan ini didorong sentimen eksternal dan internal.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Feb 2015, 11:55 WIB
Ilustrasi Rupiah (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan ini, rupiah cenderung menguat yang didorong sentimen rilis data ekonomi global. Ditambah perhatian pelaku pasar terhadap data ekonomi makro Indonesia.

Data valuta asing (valas) Bloomberg, Senin (16/2/2015), nilai tukar rupiah dibuka menguat ke level 12.708 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada akhir pekan lalu ditutup ke level 12.797 per dolar AS.

Namun menjelang perdagangan siang, penguatan rupiah cenderung terbatas. Nilai tukar rupiah menguat 0,29 persen ke level 12.761 per dolar AS pukul 11.09 waktu Jakarta. Rupiah bergerak di kisaran 12.708-12.782 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah ke level 12.742, atau menguat 0,21 persen. Pada perdagangan Jumat pekan lalu, nilai tukar rupiah menguat ke level 12.769 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menuturkan, ada sejumlah faktor mendorong penguatan rupiah baik dari eksternal dan internal. Pelaku pasar memperhatikan pengumuman neraca perdagangan. Bank Indonesia memprediksi neraca perdagangan surplus, menurut David, hal itu bisa jadi sentimen positif.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia Januari 2015 mencapai US$ 13,30 miliar atau turun 9,03 persen dibanding ekspor Desember 2014. Sementara bila dibanding Januari 2014 turun sebesar 8,09 persen.

Sementara nilai impor Indonesia Januari 2015 mencapai US$12,59 miliar atau turun 12,77 persen dibanding Desember 2014. Demikian pula jika dibanding Januari 2014 turun 15,59 persen

Selain itu, David mengatakan, defisit transaksi berjalan Indonesia relatif membaik dari US$ 6,8 miliar pada kuartal III 2014 menjadi US$ 6,1 miliar juga beri tenaga ke rupiah.

Dari sentimen eksternal, David menyebutkan, rilis data produk domestik bruto (PDB) zona Euro dan Jepang cukup positif juga jadi perhatian pelaku pasar. Tercatat PDB Jepang lepas dari resesi, dan tumbuh 2,2 persen. Akan tetapi, angka itu tidak sesuai prediksi ekonom.

"Secara umum  berita positif baik dari eksternal dan internal. Apalagi APBN-P 2015 sudah disakan jadi ada tambahan dana besar untuk pengembangan infrastruktur sehingga itu ditanggapi positif oleh pasar," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

DPR akhinya menyepakati rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2015 yang diusulkan pemerintah. Berdasarkan asumsi yang disepakati, maka pendapatan negara dan hibah dalam APBN-P 2015 sebesar Rp 1.761,64 triliun. Asumsi ini terdiri dari penerimaan dalam negeri Rp 1.758,33 triliun dan penerimaan hibah Rp 3,311 triliun.

Selain itu, belanja negara dalam APBN-P 2015 disepakati Rp 1.984,1 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.319 triliun, sedangkan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 664,6 triliun.

David menambahkan, kisruh politik antara Kepolisian Republik Indonesia dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menjadi perhatian pelaku pasar. "Namun sentimen eksternal masih dominasi perhatian pelaku pasar terutama Yunani. Karena sudah mulai ada kejelasan dari Yunani kalau secara legal tidak mungkin keluar dari zona Euro," kata David. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya