7 Pompa Air di Pluit Mati, Rumah Ahok Terancam Kebanjiran

Ketinggian air di Waduk Pluit sempat mencapai 125 centimeter pada pukul 14.10 WIB.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 09 Feb 2015, 18:35 WIB
Musim kemarau membuat kuantitas air waduk terluas di Jakarta tersebut mengering, Jakarta, Rabu (10/9/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Air yang menggenangi wilayah Jakarta disinyalir juga disebabkan pompa air di berbagai titik tidak bekerja maksimal. Bahkan, di Waduk Pluit, Jakarta Utara, 7 pompa sempat mati. Alhasil, ketinggian air di waduk sempat mencapai 125 centimeter.

Kepala Bidang Informasi dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Surya Putra mengatakan ketinggian air sekitar pukul 12.30 WIB mencapai 30 centimeter. Tapi, pukul 14.10 WIB, air naik hingga 125 centimeter. Setelah melakukan pemeriksaan, ternyata ada 7 dari 9 pompa di waduk mati.

"Kita dapat informasi ada 7 pompa yang mati karena listrik di sana juga mati. Ini sampai 2 jam. Makannya air sampai 125 centimeter," jelas Bambang di kantor Pusdalops BPBD, Jakarta, Senin (9/2/2015).

Bambang juga mengaku kebingungan pompa yang biasa dioperasikan dengan diesel, berpengaruh putusnya aliran listrik PLN, sehingga pompa tidak dapat dioperasikan. Setelah pompa seluruhnya beroperasi, barulah air berangsur surut.

"Sudah dioperasikan kembali. Sekarang sudah sampai 100 centimeter dan akan terus turun," jelas dia.

Menurut Bambang, ketinggian air memang belum sampai membuat air di Waduk Pluit meluap hingga ke jalan dan permukiman warga. Hal itu memang sempat terjadi pada Januari 2013 lalu. Sehingga kawasan Pluit dan sekitarnya sampai saat ini masih aman, termasuk kediaman Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Kalau ini sampai meluap, rumah Pak Ahok bisa kena. Daerah lainnya di Kelurahan Pluit, Kelurahan Angke, Kelurahan Penjaringan, dan Pasar Ikan juga berpotensi terendam," tandas Bambang. (Rmn/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya