Cara Pengawetan Jenazah Korban AirAsia Sebelum Diidentifikasi

Menurut Direktur Eksekutif DVI, bila pengawetan jenazah korban AirAsia QZ8501 menggunakan bahan kimia dapat merusak organ jenazah.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 07 Jan 2015, 11:03 WIB
Kontainer atau peti pendingin untuk jenazah AirAsia QZ8501 di RS Bhayangkara, Jawa Tengah (Liputan6.com/Moch Harun Syah)

Liputan6.com, Surabaya - Hingga saat ini, proses pencarian dan evakuasi penumpang Pesawat AirAsia QZ8501 masih berlangsung. Dari 155 penumpang dan 7 awak pesawat yang hilang, Basarnas sudah menemukan 39 orang.

Semua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa. Bahkan sejumlah jenazah yang ditemukan beberapa hari terakhir, sudah dalam proses pembusukan sehingga sulit dikenali.  

Kondisi ini membuat Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri harus bekerja keras untuk mengidentifikasi jenazah. Direktur Eksekutif DVI, Kombes Pol Anton Kasilani menegaskan, untuk proses identifikasi pihaknya tidak mengawetkan jenazah korban AirAsia QZ8501 dengan bahan kimia.

Menurut dia, pengawetan dilakukan dengan menyimpan jenazah ke dalam peti es. Cara ini menjadi salah satu upaya DVI untuk memperlambat proses pembusukan jenazah.

"Kita tidak menggunakan bahan kimia karena bisa merusak organ. Hanya melakukan proses pendinginan," kata Castelani di Posko Crisis Center, Mapolda Jawa Timur, Rabu (7/1/2015).

Dari total 39 jenazah yang sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara, Jatim, 13 di antaranya sudah teridentifikasi dan telah diserahkan ke keluarga. Adapun menyangkut 24 jenazah, saat ini tengah berlangsung rapat rekonsiliasi dan pencocokan data ante mortem post mortem jenazah.

Pantauan Liputan6.com, terdapat 3 buah kontainer pendingin ukuran besar tepat di depan tenda identifikasi jenazah korban AirAsia QZ8501. Area tersebut dijaga ketat puluhan anggota TNI dan Polisi. Linmas setempat juga ikut menjaga.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, 5 kontainer pendingin memiliki daya tampung hingga sekitar 30 jenazah. (Sun/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya