Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji skema subsidi tetap atau fixed subsidy pada harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk tahun depan.
Menanggapi hal tersebut, Ekonom Senior Bank Standar Chartered Fauzi Ichsan mengatakan bahwa skema subsidi ini merupakan langkah yang baik dari pemerintah dalam mengendalikan subsidi.
"Ini sangat baik, karena berarti pemerintah akan mengunci subsidi BBM per tahun anggaran, sehingga fluktuasi harga minyak internasional tidak akan mempengaruhi pengeluaran subsidi pemerintah," ujarnya di Jakarta, Senin (8/12/2014).
Dia menjelaskan, pada November lalu sebenarnya pemerintah tidak perlu menaikan harga BBM. Karena harga minyak tengah anjlok hingga mencapai 30 persen seperti yang terjadi hingga saat ini, sehingga APBN masih relatif aman
Namun menurut Fauzi, dengan menaikan harga BBM ini pemerintah menunjukan komitmennya untuk memperbaiki kesalahan alokasi subsidi pada BBM dimana bahan bakar tersebut 80 persennya malah dinikmati oleh kelas menengah ke atas. Belum lagi soal maraknya aksi-aksi penyelundupan dan penimbunan BBM, sehingga secara otomatis kenaikan itu harus dilakukan.
"Tentu pada saat itu kenaikan tidak perlu persetujuan DPR," lanjutnya.
Fauzi menyatakan, subsidi tetap yang harus diberikan pemerintah berkisar antara Rp 1.000-Rp 1.500 per liter. Namun hal tersebut harus mendapatkan pertimbangan DPR.
Dengan skema subsidi seperti ini, diharapkan akan lebih banyak anggaran negara yang bisa dihemat dan disalurkan untuk sektor yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur.
"Ini akan sangat efisien. Pemerintah bilang kenaikan BBM Rp 1.000 saja savingnya Rp 24 triliun. Tentu dengan kenaikan harga BBM dan turunnya harga minyak internasional dan penguncian subsidi, saving per tahun anggaran bisa diatas US$ 10 miliar per tahun," tandasnya. (Fik/Nrm)
Subsidi Tetap BBM Baik Untuk Pengendalian Anggaran Pemerintah
Ekonom Senior Bank Standar Chartered Fauzi Ichsan mengatakan bahwa skema subsidi ini merupakan langkah yang baik dari pemerintah.
diperbarui 08 Des 2014, 17:20 WIBAntrean panjang tampak terlihat, mereka memburu BBM agar mendapatkan harga saat ini yakni premium Rp 6.500 per liter, dan solar Rp 5.500 per liter, Jakarta, Senin (17/11/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cuaca Hari Ini Senin 29 April 2024: Langit Pagi Jakarta Cerah Berawan
Hino Bus RM 280 ABS Tenagai Armada PO Yessoe Travel Terjang Jalur Kalimantan
Bolak-Balik Ditangkap Polisi karena Narkoba, Rio Reifan Mengaku Khilaf
Pemkab Banyuwangi Akan Berikan Pendampingan Hukum Gadis Diperkosa di Pantai Pulau Merah
Berselisih dengan Jurgen Klopp, Mo Salah Bakal Tinggalkan Liverpool Pindah ke Klub Arab Saudi
Dokter Anjurkan Konsumsi Kacang-Kacangan dan Hindari Gorengan bagi Pasien Stroke
Uni Eropa Bakal Terapkan UU Anti Pencucian Uang, Aset Kripto Ikut Jadi Sasaran
23 Pengusaha Sumbang Rp 23 Miliar untuk Timnas Sepak Bola Indonesia
Gunung Marapi Erupsi Lagi Senin Dini Hari 29 April 2024, Semburkan Abu Vulkanik 1.000 Meter
CEO Tesla Elon Musk Kunjungi China, Ada Apa?
Mengenal Desa Wisata Resun, Tempat Wisata Alam Ramah Perempuan di Riau
3 Varian Resep Praktis Berbahan Dasar Cokelat yang Wajib Anda Coba