Rupiah Harusnya Melemah Saja

Pelemahan rupiah untuk mendukung pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia sehingga tak berorientasi sumber daya alam dan buruh murah.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Nov 2014, 17:33 WIB
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar terkait pelantikan Presiden Joko Widodo tida hari lalu, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri menyarankan kepada pemerintahan baru untuk melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut dilakukan agar barang produksi Indonesia semakin kompetitif di pasar internasional.

"Menurut saya rupiah itu depreciate saja. Kalau mau bikin (industri manufaktur) kompetitif, cara paling cepat biarkan saja rupiahnya mengikuti refleksi fundamental ekonomi," imbau Senior Ekonom itu di Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Upaya itu, katanya, untuk mendukung pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia sehingga tak berorientasi sumber daya alam dan buruh murah.

"Pertumbuhan ekonomi China kan melambat, permintaan akan berkurang. Kalau kurang, butuh barang murah. Itu cara paling singkat, exchange rate mengikuti pasarnya, dan itu akan menolong kompetitifness kita, dan mengurangi defisit transaksi berjalan," jelas dia.

Chatib bilang, jika pemerintah ingin mendorong industri manufaktur Indonesia, harga barang produksi dalam negeri harus bisa bersaing. "Problemnya nilai tukar rupiah terlalu kuat, itu penyakit Belanda," pungkasnya. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya