Liputan6.com, Jakarta - Ratusan seniman dan para tokoh agama berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk menyampaikan kampanye 'Jaga Jakarta Damai Setiap Hari'.
Menurut koodinator lapangan, Jaga Jakarta, Ramdansyah, acara tersebut untuk mengajak masyarakat untuk berhenti bertikai.
"Cara merawat Indoneia adalah dengan menjaga pandangan-pandangan subyektif agar tidak berubah menjadi tindakan radikal. Radikal berpikir adalah positif, tetapi ketika diturunkan dalam bentuk kekerasan, vandalisme, bahkan teror adalah pelanggaran hukum," ujar Ramdansyah di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (23/11/2014).
Ia juga menyinggung soal bentrokan TNI-Polri, beberapa hari lalu. Menurutnya, dengan terjadinya konflik TNI-Polri, pengawasan dari penegak hukum menjadi kabur. Hal ini pun membuat masyarakat bisa saja mencontohkan tindakan radikalisme tersebut.
"Seharusnya mereka bisa mencontohkan dan saling menjaga. Ibarat menjaga sebuah jendela agar tidak retak. Jika pemilik meretakkannya, pencuri akan mudah masuk," jelasnya.
Karena itu dirinya mengajak para seniman, tokoh agama, dan masyarakat agar tidak menciptakan radikalisme semakin mencuat. "Menjaga Jakarta berarti menjaga Indonesia karena Jakarta adalah Ibukota negara. Karena itu kita mengajak seluruh lapisan masyarakat Jakarta, untuk menjaga ibukota ini dari tindakan radikalisme yang berbentuk kekerasan," pungkasnya.
Dalam rangka mengkampanyekan 'Jaga Jakarta Damai Setiap Hari', kain putih sepanjang 120 meter dibentangkan di Bundaran Hotel Indonesia. Kain putih tersebut, berisikan para warga masyarakat yang ikut mendukung agar Jakarta selalu damai dari perbuatan kekerasan dan radikalisme.
Salah satu warga Kebayoran Baru Jakarta, Satria, mengatakan ikut menandatangani tersebut sebagai salah satu bentuk keprihatinannya khususnya pada Insiden penolakan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok oleh Front Pembela Islam (FPI).
"Saya ikut tanda tangan sebagai bentukan untuk menjaga Jakarta damai dan tenang. Jangan seperti kemarin FPI ribut buat nolak Ahok. Itu kan contoh yang tidak baik. Demo dan nolak boleh-boleh saja, tapi jangan sampai rusuh," ujar Satria di Bundaran HI Jakarta, Minggu (23/11/2014).
Salah satu warga lain, Donita, juga meminta agar para pelajar Jakarta tidak rusuh dan tawuran lagi.
"Ikut tanda tangan aja, siapa tahu bisa buat nyampein pesan ke anak-anak SMA lainnya biar gak pada doyan tawuran. Kan bahaya juga kalo tawuran terus. Gak baik," ujar gadis yang bersekolah di SMA Labs School Jakarta itu.
Para Seniman dan Tokoh Agama Serukan 'Jaga Jakarta Damai'
Dalam rangka mengkampanyekan 'Jaga Jakarta Damai Setiap Hari', kain putih sepanjang 120 meter dibentangkan di Bundaran HI.
diperbarui 23 Nov 2014, 09:35 WIBAdvertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kaesang Digadang Jadi Cawalkot Bekasi, Jokowi: Itu Urusan PSI
Banjir Brasil Buat Stadion Berubah bak Danau
VIDEO: Sukses Besar, Lamborghini Ingin Teruskan Kerja Sama dengan Pertamina Lubricants
AS Hentikan Pengiriman Senjata ke Israel Lantaran Khawatir Akan Dipakai Serang Rafah
Kontroversi Penghargaan Pulitzer untuk Artikel New York Times Bernada Propaganda Anti-Palestina
Respons Gibran soal Ganjar Pilih Jadi Oposisi: Ya Udah Nggak Apa-Apa, Tidak Masalah
Bantu Anak Hadapi Misinformasi di Ruang Digital, Berikut Caranya
Jokowi: Pilkada Serentak Tidak Dimajukan, Tetap di November 2024
Selain Hari Kanker Ovarium Sedunia, Cek 2 Peringatan Lain pada 8 Mei
Austria Ikut Kembangkan BLK Vokasi Maritim di Makassar, Ini Targetnya
Pilkada Serentak 2024 di Malang Raya, Ada Gelagat Ramai Calon Perseorangan
Disingkirkan Dortmund, PSG Catat 2 Rekor Memalukan di Liga Champions